Mohon tunggu...
Andre Vincent Wenas
Andre Vincent Wenas Mohon Tunggu... Konsultan - Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Soempah Pemoeda, Bukan Sumpah Serapah!

18 Oktober 2020   23:17 Diperbarui: 18 Oktober 2020   23:38 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diolah dari gambar JPNN

Di tulis dalam Bahasa jawa kuno yang menggunakan aksara Bali, syair Sutasoma mengajarkan toleransi antara umat Hindu Shiwa dengan Umat Budha. Dalam pupuh bait kelima terdapatlah ungkapan Bhinneka Tunggal Ika.

Yang kalau diterjemahkan bebas, Bhinneka berarti 'beraneka ragam',  tunggal artinya 'satu', dan ika artinya 'itu'. Jadinya, 'beraneka ragam itu satu'.

Lalu...

Sembilan puluh dua tahun kemudian, Indonesia (dan dunia) masuk ke dalam situasi krisis. Kita sama-sama berada dalam tekanan sosial, ekonomi dan akhirnya politik.

Jalan-jalan raya di beberapa kota sedang dibisingkan dengan berbagai demonstrasi kaum muda (mahasiswa, ormas dan segelintir buruh). Sayangnya unjuk rasa itu berujung destruktif.

Mengapa bukan pekik solidaritas dan kesatuan yang muncul? Malahan yang terdengar cuma kebisingan dengan sumpah serapah penuh umpatan terhadap apa yang mereka sendiri tidak pahami. Omnibus Law, Undang-Undang Cipta Kerja.

Para pendemo itu turun ke jalan lantaran hanya mendengar kata si Sotoy atau kata si Polan. Katanya begini dan begitulah tentang Omnibus Law itu.

Amat disayangkan.

Mungkinkah mereka hanya mencontoh apa yang diperbuat para patronnya?

Ditengarai bahwa sumpah serapah pun kerap diteriakkan dari mimbar-mimbar khutbah yang semestinya menyerukan ajaran cinta kasih, perdamaian antar umat beragama, persatuan dan solidaritas.

Ada apa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun