Mohon tunggu...
Andre Vincent Wenas
Andre Vincent Wenas Mohon Tunggu... Konsultan - Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berteori Itu Tindakan Intelektual dan Kebijakan adalah Tindakan Sosial

2 Mei 2020   03:04 Diperbarui: 2 Mei 2020   03:16 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

*Berteori itu Tindakan Intelektual dan Kebijakan adalah Tindakan Sosial*

Oleh: *Andre Vincent Wenas*

Kata 'teori' itu berasal dari bahasa Yunani 'theorein' yang maknanya 'to look at' (melihat/memandang kepada). Sering pula dipadankan dengan kata 'konsep' (concept, Latin: conceptus, dari concipio yang maknanya 'to take in', memasukan, 'conceive', memahami, understand, grasp, comprehend).

Jadi teori itu adalah gambaran di kepala yang diperoleh dari hasil melihat dan mengambil sesuatu yang ada di kenyataan. Suatu proses abstraksi, yang artinya juga proses intelek. Maka kerja intelektual adalah berteori, memandang kenyataan apa adanya, tanpa manipulasi.

Berteori itu bukan berarti melamun dan tidak bertindak. Berteori adalah TINDAKAN intelektual. Diperlukan sikap yang tepat dalam melihat (to look at) kenyataan (realitas). Sikap jujur dan berani. Jujur dalam melihat realitas dan berani menerima fakta apa adanya. Itulah intelektual sejati.

Kalau sudah tidak jujur melihat realitas dan tidak berani menerima fakta, dalam khazanah kecendekiaan kerap disebut ia sudah menggadaikan kecendekiawanannya. Atau jadi semacam pelacur intelektual.

Kadangkala kita mendengar orang bilang, "Jangan cuma berteori, bertindak dong!" Biasanya statement seperti ini diutarakan oleh 'man on the street', bukan oleh mereka yang cendekia.

Berteori adalah tindakan intelektual, yang berguna untuk mengarahkan tindakan sosial. Tanpa teori, kerja menjadi asal kerja, tanpa arahan. Maka strategi adalah juga suatu teori bertindak.

Teori dan realitas (kenyataan) itu tidak terlepas satu sama lain. Lantaran teori itu adalah soal memandang realitas dalam pikiran (benak) kita. Berteori adalah mengabstraksi/ menafsir realitas. Ada operasi hermeneutika disitu. Maka daya abstraksi disebut juga sebagai kompetensi utama seorang intelektual.

Dalam keseharian tentu mesti dibedakan antara 'berteori' dengan apa yang disebut dengan 'omong doang'. Apalagi kalau kita bicara dalam konteks politik praktis, atau membicarakan kerja pemerintahan misalnya.

Kerja seorang pemimpin pada galibnya adalah merumuskan kebijakan dan mengambil keputusan. Kemudian mengelola (me-manage) operasionalisasi dari kebijakannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun