*Ketoprak ala Politisi-Partai di Tengah Wabah Covid-19*
Oleh: *Andre Vincent Wenas*
Para koruptor hendaknya jangan pernah berpikir untuk bisa bersembunyi di belakang prahara Covid-19. Memperalat prahara ini sebagai pengalih isu untuk beli-waktu, sembari memancing di air keruh.
Apalagi sebagai dalih memaksa-maksa pemerintah untuk 'fokus' menangani bencana virus Corona. Seolah-olah heroik, padahal sedang menebar racun heroin.
Tak usah dipaksa-paksa memang pemerintah pusat sudah jauh lebih serius kok mengupayakan penanggulangannya. Dibanding mereka yang cuma sibuk nyinyir sambil nyolong.
Akhirnya toh satu per satu terbongkar juga. Ketua DPRD Muara Enim baru saja terciduk KPK lantaran korupsi uang suap proyek. Namanya Aries HB, kader partailah dia. Ia kongkalikong dengan Ramlan Suryadi, Plt Kepala Dinas PUPR Muara Enim.
Keduanya masuk masa tahanan 20 hari di KPK setelah beberapa kali mengabaikan panggilan, entah sibuk apa.
Ini bukan kasus yang berdiri sendiri. Ini ternyata kelanjutan dari dicokoknya Bupati Ahmad Yani dan Kepala Bidang Pembangunan Jalan Muara Enim Elfin Muhtar dalam OTT KPK sebelumnya.
Semua kasus tadi lantaran pada menelan suap dari pengusaha  kontraktor Robi Okta Fahlevi. Aries HB menelan Rp 3 milyar, Ramlan Rp 1 milyar, Ahmad Yani Rp 12,5 milyar, dan Elfin Muhtar entah berapa. Itu agar Robi bisa kebagian 16 proyek di Kabupaten Muara Enim.
Selain bukan kasus yang berdiri sendiri, kasus ini juga bukan kasus satu-satunya skandal di legislatif (DPRD) dan eksekutif (pemda). Kasus Muara Enim cuma contoh saja. Banyak daerah lain yang juga melakukan praktek menjijikan seperti itu.
Bahwa pengusaha mengorkestrasi konspirasi antara eksekutif dan legislatif bukanlah praktek yang baru. Semua partai juga sudah hafal di luar kepala dengan game-plan beginian.