*Tantangan MenPAN-RB Tjahjo Kumolo bagi Parlemen Indonesia*
Oleh: *Andre Vincent Wenas*
Baru-baru ini boleh dikatakan Menteri Tjahjo Kumolo buka-bukaan soal kinerja parlemen.
Dia bilang bahwa pekerjaan terenak di dunia adalah jadi anggota DPR-RI. Kerjanya tidak sulit, cuma maki-maki pemerintah sampai KPK, dan bisa tidak usah datang rapat dan tetap dapat gaji. Gede pula gajinya.
"Saat saya diangkat Pak Jokowi jadi Mendagri, gaji saya di DPR, per bulan sudah Rp 267 juta. Enggak ngapa-ngapain. Enggak main proyek, enggak main anggaran. Pokoknya dapat Rp 267 juta, clear," ujar Tjahjo Kumolo di Jakarta minggu lalu.
Dari sisi ini tidak heran juga bila banyak orang yang bernafsu untuk jadi anggota dewan dan menduduki kursi parlemen.
Sebagai Menteri Pendayaagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB), Tjahjo Kumolo bisa dibilang punya kompetensi dan kapasitas untuk menilai kinerja aparat dari lembaga-lembaga negara.
Bagai gayung bersambut, pernyataan Menteri Tjahjo Kumolo segera dibalas oleh Anggota Komisi I DPR RI TB Hasanuddin. Ia menyesalkan pernyataan Tjahjo Kumolo tersebut. Terutama soal gaji anggota DPR sekitar Rp260an juta per bulan.
Politikus PDI Perjuangan ini merasa perlu angkat suara untuk mengklarifikasi, lantaran pernyataan rekan separtainya ini dianggapnya tidak benar dan malah menyesatkan.
Dia protes, "Tak benar gaji kami segitu banyaknya. Menyesatkan itu." Katanya gaji anggota DPR-RI yang dibawa pulang atau take home pay tak sampai 60 juta atau tepatnya Rp58.101.400.
Tentu Hasanuddin juga mesti menyesalkan pernyataan Tjahjo yakni menyebut anggota DPR tak ada kerjanya dan tak melakukan apa-apa. Padahal menurutnya, seorang anggota DPR adalah wakil rakyat yang juga mengemban amanah rakyat.