Ya, Allah Maha Besar, tak ada perdebatan soal itu.
Beribadah kepada Allah Yang Maha Besar adalah ekpresi iman. Cara mengekspresikan iman seseorang tentu sangat pribadi sifatnya.
Bermilyar umat manusia punya potensi bermilyar cara untuk mengekspresikan imannya. Itu urusannya masing-masing. Pertanggungjawabannya pun sendiri-sendiri, nanti.
'Takbir' adalah sebuah kata yang berasal dari komunitas saudara kita di jazirah Arab sana. Sebuah kata yang bagus untuk mengekspresikan iman, bagi saudara yang berlatar Arab Islam maupun Arab Kristen.
Yang jadi aneh adalah manakala di Tanjung Balai, Karimun, ada Gereja Katolik Santo Joseph yang didemo massa dengan berteriak-teriak 'takbir' (Allah Maha Besar) sambil menendang seng bangunan.
Segelintir massa ini minta agar semuanya dibongkar habis. Aneh sekali.
Ya, padahal kedua umat beragama ini (Islam dan Katolik) juga sama-sama mengakui bahwa Allah Maha Besar, dan sama-sama bisa mengekspresikannya dengan berseru "Takbir!".
Jadi dari perspektif religi tak ada masalah sebetulnya. Tinggal saja kedua pihak menjalankan keyakinan agamanya masing-masing dalam ruang privat (komunitas)nya sendiri.
Tapi kok di Karimun jadi ribut?
Kamis, 6 Februari 2020 dikabarkan ada sekelompok orang dengan berteriak-teriak kata 'Takbir!' memprotes proses pembangunan Gereja baru yang sedang merenovasi total bangunan lamanya. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) sudah diperoleh pada Oktober 2019 lalu.
Lalu apa masalahnya?