Mohon tunggu...
Andre Vincent Wenas
Andre Vincent Wenas Mohon Tunggu... Konsultan - Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Demokrasi di Republik Medsos

1 Februari 2020   16:24 Diperbarui: 1 Februari 2020   16:26 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesepuluh kecenderungan tadi saling bereaksi kimia satu sama lain dan tadaaa..... lahirlah dunia baru, a whole new world!

Berhadapan dengan teknologi, seolah kita ada dalam dilema: di satu sisi ia membongkar kebudayaan termasuk nilai-nilai dan tradisi etis, namun di sisi lain kita sekarang -- de facto -- tidak bisa hidup tanpa teknologi.

Prof. Franz Magnis-Suseno (Teknologi dalam Tayangan Filosofis, 2005) menegaskan, karena tanpa teknologi modern, kita tidak dapat menjamin pemenuhan kebutuhan dasar seluruh masyarakat. Juga, karena teknologi bagaimanapun juga tidak dapat ditolak, kemenangan budaya berdasarkan teknologi sudah tidak dapat digagalkan lagi.

Sehingga, mengikuti alur pikiran Michel Foucault di atas, seperti dalam pertandingan judo, tak ada lagi pilihan selain masuk sepenuhnya dalam teknologi, mempelajarinya dan menguasainya lalu memanfaatkannya dalam banyak bidang kehidupan demi memecahkan pelbagai masalah di depan kita.

Demokrasi pasar maupun demokrasi politik di Republik Medsos ini telah menembus batasan ruang (kamar tidur, caf, kantor, domestik, internasional) dan waktu. Rumusnya : 365/7/24, 365 hari setahun, 7 hari seminggu dan 24 jam sehari. Alias non-stop, buka terus, tak ada henti jedanya.

Pendobrakan spatio-temporal (ruang-waktu) seperti ini adalah 'game-changer' yang menuntut perubahan paradigma para penentu kebijakan (politik maupun bisnis).

Perubahan ke arah mana? Yang jelas platform keterbukaan informasi publik sudah tersedia. Tinggal diisi dengan content yang baik, bukan yang membohongi. Platform keterbukaan informasi publik ini akan relatif cepat membongkar kebohongan-kebohongan publik.

Waspadalah!

01/02/2020

*Andre Vincent Wenas*, Sekjen *Kawal Indonesia* - Komunitas Anak Bangsa

Dok. pribadi
Dok. pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun