Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar Rp 850 milyar lebih. Ini adalah sejumlah dana yang dialokasikan kepada setiap Daerah Otonom (provinsi/ kabupaten/ kota) di Indonesia setiap tahunnya sebagai dana pembangunan. Tujuan DAU adalah sebagai pemerataan kemampuan keuangan antardaerah untuk mendanai kebutuhan Daerah Otonom dalam rangka pelaksanaan desentralisasi
Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp 122 milyar lebih. Ini adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan Daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.
Rincian lain sampai ke masing-masing dinas dan kecamatan bisa diteliti langsung di laman (website) resmi pemkot Bogor (kotabogor.go.id).Â
Sekali lagi, lumayanlah, karena memang belum sampai ke rincian komponen harga satuan. Dan waktu proses perencanaan anggarannya pun belum transparan diunggah ke website. Tapi paling tidak pemkot Bogor sudah mulai terbuka dan mengundang masyarakat untuk sama-sama mengawasi pelaksanaan atau pengelolaannya. Tinggal kita tunggu juga daerah-daerah lain juga ikut mengunggah APBDnya ke laman (website) resmi masing-masing.
Kota Bogor adalah wilayah yang bertumbuh dan berkembang dengan cukup pesat. Kabarnya Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto juga sedang menggodok rencana perluasan kota. Rencana ini muncul untuk mengantisipasi perkembangan Kota Bogor ke depan. Ini sebagai antisipasi ledakan laju pertumbuhan penduduk.
Merujuk data BPS, apa yang dikhawatirkan Bima ini benar adanya. Jumlah penduduk Kota Bogor trend-nya terus naik. Tahun 2010, jumlah penduduk 958.115. Lantas, tahun 2016 melonjak menjadi 1.064.687. Sedangkan angka sementara terakhir tahun 2017, sebesar 1.081.009.Â
Rata-rata laju pertumbuhannya 1,53 persen. Kepadatan penduduknya juga tinggi. Dari 6 kecamatan, yang tertinggi adalah Kecamatan Bogor Tengah yaitu sebesar 12.897 per Km2. Bogor Selatan sebesar 6,544 per Km2, Bogor Timur sebesar 10,446 per Km2, Bogor Utara sebesar 11,064 Km2, Bogor Barat sebesar 7,302 Km2 dan Tanah Sareal sebesar 12,346 Km2.
Laju pertumbuhan ekonomi Kota Bogor terus bertumbuh. Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Per Kapita di Kota Bogor 2011-2017 pada tahun 2013 rata-rata Rp 22,20 juta dengan pertumbuhan 4,16 persen. Sedangkan 2014 meningkat menjadi Rp 23,12 juta, pertumbuhan 4,19 persen.
Kita juga tahu bahwa Kota Bogor (dan juga Kabupaten Bogor) adalah wilayah pendukung (penyangga) Ibu Kota Jakarta. Hilir mudik penduduk wilayah Jakarta, Kota Bogor dan Kabupaten Bogor sangat intens. Maka kerjasama antar pemerintah daerah menjadi penting.
Kota Bogor ini harus mengantisipasi perkembangan 10-20 tahun ke depan. Perlu disiapkan kapasitas yang cukup untuk melayani warga. Daya dukung Kota untuk mengantisipasi ledakan pertumbuhan penduduk dan bonus demografi. Semua segi kehidupan mesti diperhitungkan dalam manajemen kota.
Pertanyaannya, apakah antisipasi perkembangan kota seperti itu sudah tercermin pula dalam APBD 2020 Kota Bogor? Tugas warga Kota Bogor lah sekarang untuk sama-sama bangun kota. Mengritisi rencana dan anggaran kotanya. Sama-sama saling mengingatkan, saling memberi masukan dan saran-saran.