Mohon tunggu...
Andrethor
Andrethor Mohon Tunggu... -

Bapak dari dua anak dan suami dari satu istri. Pernah menimba ilmu di tiga perguruan tinggi. Sekarang bekerja sebagai profesional di salah satu perusahaan swasta. Berharap dapat memberi sesuatu untuk Indonesia yang lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Apa Untungnya Nonton Bola di Stadion, Sampai Luar Negeri Pula!

19 Desember 2016   12:59 Diperbarui: 19 Desember 2016   13:59 967
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: jawapos.com

"Ngapain sih nonton langsung ke stadion? Capek, duit habis, padahal nontonnya juga gak jelas, kan kalau gol nggak ada replaynya. Belum lagi kalau rusuh. Mending kalau menang, ini kalah pulak. Bagusan juga nonton di tv. Kalau mau lebih seru, nonton barenglah. Modal 50rb buat beli kopi bisa nonton layar lebar di cafe. Seru juga, teriak2 juga...paling sama aja dg nonton langsung. Gak capek, gak jebolin kantong pulak."

Kira-kira begitulah kalimat dari seorang kerabat saat tahu saya akan menonton Timnas langsung di stadion Rajamangala Bangkok.  Dia heran melihat betapa antusiasnya saya nonton langsung, seheran saya mendengar pernyataannya nonton di stadion sama dengan nobar di kafe.

Bagi yang belum pernah nonton langsung Timnas ke stadion, tentu akan sulit untuk menjelaskan kenapa ada yang mau bersusah payah untuk nonton langsung ke stadion. Belum lagi panitia lokal yg koplak (dari zaman dulu kala nggak ada perbaikan. Beli tiket dan masuk ke stadion amat sangat sulit). Jauh lebih mudah nonton partai away, bahkan saat lawan tuan rumah. Tengok saja gelaran semifinal dan final AFF Cup di Indonesia.

Sulitnya mendapatkan tiket masuk stadion saat laga krusial Timnas di dalam negeri bukanlah cerita baru. Gambar antrean tiket masuk yang mengular sontak menjadi viral. Belum lagi puluhan meme memarodikan antrean beli tiket secara online. Wajar kalau hal-hal tadi menciutkan nyali untuk berjuang mendapatkan tiket. 

Saat pertandingan pun entah mengapa, ke-koplak-an panitia muncul lagi, sulitnya minta ampun. Pintu masuk dibuka sangat sedikit. Paling banter tiga dan biasanya dibuka menjelang pertandingan. Saya masih ingat saat final sepakbola Sea Games 2011, kami harus antre berjam-jam hanya untuk bisa masuk stadion.

Tapi bagi orang seperti saya dan ribuan yang lain, semua kesulitan tadi tidak menyurutkan keinginan nonton langsung. Ada banyak hal yang layak untuk diperjuangkan dan nonton langsung Timnas adalah salah satunya. Banyak hal baru didapat dalam perjuangan untuk bisa langsung nonton Timnas bertanding. Bertemu dan berkenalan dengan penonton lain saat jalan menuju stadion, meneriakkan yel-yel saat masuk stadion, nyanyi Indonesia Raya bersama ribuan penonton lain adalah sesuatu yang, bagi saya, tidak bisa diukur dengan uang.

Sumber gambar: tribunnews.com
Sumber gambar: tribunnews.com
Belum lagi kalau Timnas cetak gol...wow...stadion serasa bergetar!! Nggak penting apa stadionnya. GBK, Pakansari atau Gelora Delta Sidoarjo. Atmosfernya sungguh luar biasa. Saya yakin, bahkan Nou Camp atau Old Trafford pun kalah gaungnya. Kalau Timnas menang, semua rasa lelah lenyap bak kemarau diguyur hujan deras. Bagaimana saat away? 

Itupun tak kalah seru. Mulai berburu flight tiket termurah, hotel super budget, bertahan dengan makanan yang aneh di lidah asalkan murah, nggak bisa tidur semalaman karena sekamar dengan suporter lain yg ngoroknya kayak kompresor bahkan nyasar ke kuburan padahal mau ke stadion, sudah pernah saya rasakan. Tapi ada satu hal penting lagi saat nonton away selain memberi dukungan pada Timnas. Nonton away itu membuka wawasan, ibaratnya dapat pencerahan. Saya ingat AFF Cup 2012. 

Berita bahwa pendukung Indonesia mendapat perlakuan buruk dari pendukung Malaysia. Isu pendukung timnas dipukuli di Bukit Jalil membuat orang tua saya khawatir dan coba menghalangi saya untuk nonton langsung ke stadion, usaha mereka gagal dan saya tetap berangkat. Ternyata di KL, saya mendapat sambutan yang cukup ramah dari pendukung tuan rumah. Saat naik MRT menuju ke stadion tidak ada insiden, padahal ada satu momen dalam gerbong MRT hanya dua orang (saya & teman) yang pakai jersey Timnas sementara penumpang lain berkostum Timnas Malaysia. Yang paling berkesan adalah ketika saat di stasiun, saya bertanya rute MRT menuju stadion Bukit Jalil.

Salah seorang pendukung Malaysia menghampiri lalu menawarkan untuk mengikutinya saja karena dia pun akan ke stadion menggunakan MRT. Saat ke Bangkok untuk final AFF kemarin, kami bak selebritis. Saat jalan menuju stadion, seringkali tiba-tiba pendukung tim Thai menghampiri dan ngajak foto bareng. Sambutan mereka pun sangat baik. Tak jarang saat berpapasan mereka menyerukan "Indonesia". Kami pun membalas dengan "Thailand". Lalu kami berjabat tangan dan berharap semoga tim terbaik juara (lips service, Thai jelas lebih baik tapi tentu saja saya berharap Indonesia juara. Sayangnya lips service-nya yg jadi nyata...haha.)

Sumber gambar: cnnindonesia.com
Sumber gambar: cnnindonesia.com
Itulah mengapa saya tulis di atas 'membuka wawasan'. Nggak kebayang kalau di hari pertandingan tiba-tiba rombongan kecil pendukung Malaysia atau Thai dengan atribut lengkap jalan di sekitaran GBK yang mulai dipadati pendukung tuan rumah. Mungkin hal buruk akan terjadi. Dan kalau itu terjadi, pastilah orang yang buta sempit wawasan yang melakukannya. Soalnya orang yang begitu biasanya jarang piknik & mainnya kurang jauh.

Memang benar nonton langsung Timnas sepak bola Indonesia tuh menguras tenaga, kadang bikin capek hati dan menguras kantong. Tapi semua layak kok, silakan mencoba, asalkan anda memang suporter Timnas, dijamin ketagihan. Lagian masak 10 tahun ke depan ngomong gini, "Nak, tahu nggak...final waktu itu, papa nonton bareng di tv!" Nggak bangetlah! Jadi kalau memang ada waktu, punya dana & kondisi memungkinkan, cobalah nonton langsung Timnas ke stadion...Rasakan auranya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun