Mohon tunggu...
R. ANDRY DANOESUBROTO
R. ANDRY DANOESUBROTO Mohon Tunggu... Wiraswasta - Antivirus Analyts

Tinggal di Lampung, CEO sebuah perusahaan Internasional Freight Forwading

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Sensor di Twitter Akibat Ketakutan

30 Januari 2012   03:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:18 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sensor Di Twitter Akibat Ketakutan..

Setelah Amerika menggemparkan masyarakat internet dengan regulasi SOPA-PIPA mereka, kemudian kehebohan penutupan media penyimpanan online terbesar di dunia Megaupload dan terakhir mengenai sensor yang akan diberlakukan Twitter.

Sebagian pengguna internet yang tidak memahaminya memang terkesan masa bodo, dan tidak peduli, namun bagi yang mengerti akan dampak serta implikasinya tentu akan berpikir lain.

Twitter dan permasalahan gejolak mengenai dunia, ternyata mempengaruhi banyak negara terutama Eropa dan Amerika. Lihatlah, sensor yang dilakukan oleh Twitter mereka akan dapat menghapus status kita yang dianggap melanggar suatu peraturan di negara asal.

Beberapa pengamat mengatakan, Twitter memang banyak memperkerjakan para aktivis, karenya kebijakan yang dilakukan oleh Twitter mengandung banyak bau politik. Walau sebenarnya sebelum diumumkan, Twitter, Facebook dan banyak media sosial lainnya, juga tengah menerapkan sensor secara diam-diam kepada penggunanya.

Beberapa pengamat lainnya ada yang mengatakan, sensor-sensor yang dilakukan oleh negara-negara besar di dunia, merupakan pengaruh dari ketakutan mereka akan kejadian-kejadian di negara-negara timur tengah, serta beberapa demonstrasi yang melanda Amerika, Eropa dan negara-negara lainnya.

Namun, ada juga yang berpendapat itu adalah pengaruh para pembisnis-pembisnis besar para dunia software, seperti Google, Microsoft dan lainnya. Kemungkinan tersebut juga cukup beralasan, karena kerugian mereka selama ini juga sangat besar.

Masalah dapat saja muncul apabila semua negara menerapkan kebijakan asal sensor, seperti di Cina misalkan. Kita juga ketahui, selain berbagai badan-badan regulasi dunia yang mengatur mengenai kebijakan online dan sejenisnya, kita juga ada banyak lembaga-lembaga yang independen dan cenderung mempertahankan apa itu internet sesungguhnya.

Selain itu, ada juga kelompok-kelompok pengguna internet yang tergabung dalam kaum intelektual yang dikenal dengan nama "Hackers". Tentu sebagaimana kita ketahui, walau mereka sedikit, namun mereka mempunyai pengaruh yang cukup besar.

Jadi dengan asumsi-asumsi tersebut, maka sensor-sensor yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan software, termasuk negara sekalipun, tidak akan mampu dan berbuat banyak terhadap derasnya arus informasi saat ini. Contohnya adalah Cina, walau pemerintah negara melakukan sensor besar-besaran, namun masih ada celah yang digunakan warganya untuk lolos dari sensor.

Contoh lainnya lagi, seperti yang dilakukan pemerintah kita dalam melakukan sensor terhadap konten-konten Porno, ternyata tidak mampu dan gagal, pun termasuk apa yang dilakukan pihak RIM dengan layanan Blackberrynyapun tidak mampu menangkis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun