Mohon tunggu...
R. ANDRY DANOESUBROTO
R. ANDRY DANOESUBROTO Mohon Tunggu... Wiraswasta - Antivirus Analyts

Tinggal di Lampung, CEO sebuah perusahaan Internasional Freight Forwading

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Murdoch Melirik Pasar Timur Tengah

21 Juli 2011   03:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:31 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Murdoch Melirik Pasar Timur Tengah

Diterjang oleh serangan besar-besaran terhadap perusahaan medianya, Rupert Murdoch mulai berpikir untuk mengalihkan bisnis yang terkonsentrasi di dunia Barat dan pasar Amerika tersebut. Skandal penyadapan yang masih terus melebar, nampaknya mulai membuat Murdoch dan timnya berpikir dua kali bila masih ingin meneruskan hidup medianya di dunia Barat. Di Inggris saja, News Corps masih bertempur habis-habisan dalam menghadapi permasalahan mereka, itu belum lagi berhadapan dengan lembaga ataupun institusi dari luar Inggris.

News International atau banyak yang menyebutnya News corps, sebagaimana kita ketahui,bahwa kepemilikan saham pada perusahaan tersebut, selain Rupert Murdoch, juga dimiliki oleh seorang multi-milyuner asal Arab, yakni Pangeran Walid. Sang Pangeran Walid bin Talal bin Abdul Aziz Al-Saud, yang juga masih keponakan Raja Abdullah dari Kerajaan Arab Saudi tersebut, sebagaimana penulis lansir dari Aljazeera merupakan orang terkaya nomor 26 di planet ini serta termasuk jajaran orang kaya nomor wahid di negerinya Arab Saudi. Terpenting bila membicarakan bisnisnya Murdoch adalah, bahwa sang Pangeran adalah pemilik saham terbesar nomor dua, setelah Rupert Murdoch sendiri.

Siaran televisi Rotana di Arab Saudi yang penyiarannya melalui satelit ke Dunia Arab dan Arab Diaspora, termasuk pula Fox (Timur Tengah), serta saluran film Fox - dan lebih juga merupakan dari sekian banyak media yang dijalankan oleh sang Pangeran dan Rupert Murdoch. Perlu dicatat bahwa, Pangeran Walid merupakan pemegang saham terbesar kedua di News Corp sedangkan Murdoch sendiri juga pemegang saham utama (sepuluh persen) di Prince Walid Group Media Rotana yang berbasis di Timur Tengah. Bisnis kepemilikan saham saling silang ini, tentunya mempunyai tujuan tersendiri diantara mereka.

Dalam bisnis media mereka berdua memang terlihat bahu membahu dan kompak, namun suara yang keluar dari media mereka, justru nampak bahwa mereka saling bermusuhan. Kemungkinan ini diisyaratkan bahwa masih terdapat perbedaan pandangan mereka berdua terhadap laju politik timur tengah, khususnya mengenai masalah Israel-Palestina. Walau demikian, nampaknya Murdoch dengan timur tengahnya telah melirik Sky News sebagai kepanjangan tangan News corps yang mungkin saja sulit untuk berjaya kembali di dunia barat.

sumber: aljazeera, BBC.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun