Mohon tunggu...
R. ANDRY DANOESUBROTO
R. ANDRY DANOESUBROTO Mohon Tunggu... Wiraswasta - Antivirus Analyts

Tinggal di Lampung, CEO sebuah perusahaan Internasional Freight Forwading

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Mengalihkan Isu Penting dengan Cerita Tewasnya Osama..

3 Mei 2011   02:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:08 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_106820" align="aligncenter" width="640" caption="Osama bin Laden/Admin (KOMPAS)"][/caption] Berita mengenai terbunuhnya Al-Qaidah No.1, Osama Bin Laden hampir menutup semua berita dan informasi mengenai perang dan apa yang terjadi pada Libya serta perkembangan Palestina serta Timur Tengah. Informasi tewasnya Anak ketiga dan tiga orang cucu Muamar Khadafy oleh serangan udara pasukan NATO, seolah menjadi tertutup dengan berita besar yang nampak sengaja dilakukan oleh Amerika. Betapa tidak, bila kita perhatikan dan kita dalami apa yang terjadi di Libya, tidak lain adalah pembantaian manusia yang dilakukan oleh Negara-Negara yang mempunyai kedaulatan terhadap negara berdaulat lainnya, dengan mengatasnamakan kemanusian, serta yang lebih celakanya lagi direstui dan ijinkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan pembantaian tersebut ditonton oleh semua negara-negara didunia. Setelah tewasnya putra ketiga Khadafy beserta ketiga cucunya tersebut, seolah NATO dan Amerika dirundung ketakutan akan kritikan dan cemooh tajam dari negara-negara didunia, seperti Rusia dan Cina, yang juga mulai melontarkan kritikan tajam. Sebenarnya, dan secara akal sehat, tidak mungkin Amerika yang mempunyai peralatan dan jumlah personil yang melebihi jumlah pasukan Pakistan atau Afganistan tidak mengetahui keberadaan dan pergerakan Osama. Namun karena diyakini waktu dan kondisi yang memang belum menguntungkan bagi Amerika, bagi informasi ataupun keberadaan tentang Osama masih dirahasiakan. Hingga kemudian diyakini waktu dan keadaan yang tepat untuk membuat berita besar, guna menutupi kejadian-kejadian yang memalukan, sehingga masyarakat dunia tidak melulu tertuju kepada serangan NATO, ataupun kebijakan-kebijakan tidak berperikemanusian Amerika seperti penahanan bantuan kemanusiaan untuk Korea Utara, dan lainnya. Bila melihat dari sejarah, Amerika dan Osama adalah teman bahkan sahabat. Tidak ada seorang ahlipun yang meragukan ini, sejarah telah mencatat, Amerika lah yang membantu Mujahiddin untuk mengusir Uni Soviet. Saat ini, perhatian dunia sedang tertuju pada terbunuhnya Osama Bin Laden yang hingga kini, jenazahnya tidak pernah diperlihatkan kepada publik, sebagaimana umumnya mereka-mereka yang telah tewas ataupun sengaja dibunuh. Kabar yang didapat dari media internasional menyebut bahwa jenazah Osama akan dibuang ke laut oleh pihak Amerika. Kembali ke Libya, saat ini ibukota Tripoli hancur lebur, setiap malam ataupun setiap saat, pesawat-pesawat tempur, pesawat pembom dan peluru-peluru kendali yang dikendalikan dari jauh, terus berterbangan menghancurkan sasaran yang telah dipilih dan diamati sebelumnya.Jadi dengan kata lain, pembunuhan tersebut yang dilakukan oleh pihak NATO adalah pembunuhan yang telah direncanakan. Tidak ada yang dapat menghentikan pembunuhan oleh NATO, Amerika dan sekutunya. Namun jika suatu negara yang tidak mempunyai sumber daya alam ataupun sumber daya yang dapat dimanfaatkan, tidak ada negara yang peduli, sebut saja Kamboja-Thailand atau juga negara-negara Afrika lainnya. Osama boleh saja tewas ataupun terbunuh, namun apakah yang akan diperoleh dan didapat oleh dunia setelah tewasnya Osama.? Apakah dunia akan menjadi damai, tenang dan bersatu.? Itulah yang harus dijawab oleh mereka-mereka yang meyakini bahwa teror dan teroris dunia adalah Osama dengan Al-Qaidahnya. Namun bila anda meyakini ataupun menganalisa, bahwa teror dan teroris yang sesungguhnya adalah mereka yang haus akan kekuasaan, haus akan dunia, maka yakinlah, teror tidak akan berhenti dan menghilang dari muka bumi ini hingga apa yang disebut "kiamat" akan datang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun