Mohon tunggu...
R. ANDRY DANOESUBROTO
R. ANDRY DANOESUBROTO Mohon Tunggu... Wiraswasta - Antivirus Analyts

Tinggal di Lampung, CEO sebuah perusahaan Internasional Freight Forwading

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kematian Facebook Adalah Kematian Identitas

3 November 2011   02:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:07 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Randy Zuckerberg, pernah mengatakan bahwa saat ini di Internet apa yang disebut Anonim telah Mati. Dengan kata lain, Randy hendak mengungkapkan bahwa di dunia internet saat ini, tidak ada yang tidak mempunyai identitas jelas, semua pengguna internet adalah mereka-mereka yang dapat dilihat oleh siapapun mengenai jati diri mereka. Hal ini selaras juga dengan arah dan tujuan kedepan dari Facebook, bahkan sudah ada beberapa kajian untuk menjadikan Facebook sebagai ID-Card mengantikan ID-Card konvensional yang biasa kita gantung di saku ataupun mengantung di leher kita atau mungkin saja kartu-kartu pengenal yang kita miliki lainnya.

Namun dibalik pengaruh kuat Facebook dalam setiap dimensi kehidupan kita, juga tak kurang ada banyak mereka yang menentang dan bersikap Anti Facebook. Mereka tak sudi untuk menjadikan Facebook sebagai kehidupan sosial mereka dalam dunia maya, bahkan merekapun tidak pernah mau untuk dijadikan Facebook sebagai obyek mesin uang Mark Zuckerberg. Sesungguhnya banyak yang tidak menyadari bahwa, setiap kali kita melakukan "update Status" di Facebook, artinya kita telah membuat mesin penghasil uang Mark Zuckerberg bekerja dengan baik, setiap kali kita membuka akun Facebook, artinya kita membuat pundi-pundi uang Mark Zuckerberg bertambah.

Namun hampir 800 juta orang mempercayakan kehidupan pribadi mereka kepada Facebook, yang diartikan juga oleh para pengamat bahwa mereka seperti mempercayakan kepada seekor anjing yang kelaparan untuk menjaga makanan yang lezat. Bahkan beberapa diantaranya menjawab mengenai kepercayaan yang diberikan oleh 800 juta pengguna Facebook dengan berbagai tanggapan bahwa, ada juga mereka yang melihat dari konteks, sudut pandang dan pemikiran yang berbeda dari 800 juta orang lainnya. mereka yang berpandangan bahwa privasi itu adalah sesuatu yang bersifat prismatik, artinya mereka tidak menyukai pengungkapan identitas yang sebenarnya.

Google Plus, yang berencana juga mengharuskan penggunanya untuk mendaftarkan nama dan identitas asli mereka akhirnya mengubah kebijakan mereka, dengan memperbolehkan pseudonyms mendaftar dalam akun Google plus. Memang, ada sebagian berpandangan, mengapa harus pusing dengan identitas, atau silahkan keluar dari Facebook, dan pandangan lainnya. Namun harus disadari, bahwa, mereka yang tandap sadar terjebak dalam Facebook, juga tanpa menyadari, bahwa identitas merekalah yang mengasilkan miliaran dollar bagi Mark Zuckerberg. Dengan identitas yang mereka tuliskan lengkap dengan berbagai photo itulah, Mark Zuckerberg meraup keuntungan dari pihak-pihak yang membutuhkan identitas kita, guna menjual produknya. Bahkan keuntungan dari identitas  dan update status kita pula, membuat Facebook akan segera membuka rumah baru bagi server-server mereka, Facebook akan membagun sebuah kota komputer yang dihuni oleh server komputer mereka yang terletak di dekat dengan laut Ardiatik, Swedia.

Parahnya lagi adalah, Facebook lebih mengetahui diri kita dibanding dengan keluarga kita sendiri. Lihatlah, bahkan keluarga terdekat kitapun tidak mengetahui apa yang terjadi dan akan kita lakukan pada hari ini atau esok, namun Facebook mengetahui dengan baik, tentu karena update status yang kita lakukan. Wajar tentulah, apa yang diungkapkan sebagian mereka mengenai terbukanya identitas kita di Facebook, akan dapat mempengaruhi kehidupan pribadi kita.

Tentu hal-hal ini, bukan saja bagi mereka yang berpredikat sebagai publik figure, selebriti dan para tokoh-tokoh yang dikenal luas, namun keamanan privasi, penjagaan identitas, serta beberapa kerahasiaan yang seharusnya tidak dapat dan boleh disebar luaskan tanpa ijin kita sendiri, tetaplah menjadi milik kita dan hak kita. Tidak ada yang dapat menyebarluaskan informasi mengenai jati diri kita tanpa ijin kita. Memang kecenderungan ini lebih tidak banyak disadari, namun setidaknya dengan perubahan terakhir, pada mesin pencari Google, yang akan merekam komentar-komentar kita di akun Facebook, hal ini juga menunjukan semakin terbukanya jejaring sosial itu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun