Mohon tunggu...
R. ANDRY DANOESUBROTO
R. ANDRY DANOESUBROTO Mohon Tunggu... Wiraswasta - Antivirus Analyts

Tinggal di Lampung, CEO sebuah perusahaan Internasional Freight Forwading

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dirgahayu Negeri 1001 Masalah ..

16 Agustus 2010   18:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:58 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Jika Irak dijuluki negeri Seribu Satu Malam, maka negara kita mungkin juga bergelar negeri seribu satu namun bukan sembarang seribu, yang ini seribu satu masalah. Walau masalah sebenarnya ada disetiap negara dimanapun didunia ini. Namun tentunya, kita tidak akan membahas masalah negeri orang, tentulah negeri kita sendiri yang akan kita bicarakan dan membantu memberikan solusi yang ada dipikiran kita semua.

Jika kita melihat keseharian kehidupan bangsa ini, ada banyak sekali masalah-masalah didaerah yang menyangkut hajat hidup orang banyak, dan juga termasuk masalah nasional. Bahkan dari Aceh hingga Irian jaya, berjajar masalah yang sewaktu-waktu siap meledak sebagaimana tabung gas elpiji kita itu. Ada permasalahan yang tidak terliput atau belum terliput media, ada masalah yang sengaja disembunyikan, ada masalah yang terlupakan atau dilupakan, serta banyak masalah yang tidak tuntas dan dibiarkan begitu saja, serta berbagai varietas masalah lainnya lagi.

Jika diibaratkan dengan topik di kompasiana,maka di setiap topik dan sub topik terdapat masalah yang sewaktu-waktu, entah kapan dipastikan akan muncul kepermukaan dan ramai dibicarakan tanpa ada solusi atau memang dibuat tanpa penyelesaian. Rakyat jelata dan  biasa, bukanlah pembuat masalah. Permasalahan timbul dan muncul akibat dibuat oleh para pemikir-pemikir, ahli-ahli, dan kaum-kaum intelektual negeri ini yang membuat suatu sistem, sehingga sistem itulah yang menimbulkan dampak terhadap masyarakat dan bahkan rakyat. Namun tidak ada yang menyalahkan mereka, rakyat lah yang justru yang memang sudah menjadi objek penderita dan kelinci percobaan suatu teori untuk kembali disalahkan.

Semoga dengan momentum kemerdekaan bangsa ini, kita semua mulai dapat berpikir, bahwa tidak ada yang sempurna, tidak ada yang pintar, tidak ada yang merasa tinggi dan hebat dalam sesuatu hal, bukankah kita tidak dapat mengukur sesuatu hanya dari materi,kepintaran,gelar,kepemimpinan , ukuran itu adalah virtual dan semu. Diatas langit masih ada langit lagi, Dirgahayu Indonesia, semoga menjadi lebih baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun