Mohon tunggu...
R. ANDRY DANOESUBROTO
R. ANDRY DANOESUBROTO Mohon Tunggu... Wiraswasta - Antivirus Analyts

Tinggal di Lampung, CEO sebuah perusahaan Internasional Freight Forwading

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Diklat Ninja dan Samurai untuk Para Pejabat, Anggota Dewan, Gubernur, dan Seluruh Pimpinan di Indonesia

8 Oktober 2010   17:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:36 596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sikap rendah hati, satria, serta sifat-sifat dasar manusia, nampaknya sudah tidak ada lagi dalam diri para pemimpin dinegeri ini. Sangat-sangat berbeda, jika kita mendengar berita atau informasi dari negeri-negeri nun jauh disana, seperti Jepang misalkan, atau korea, Rusia, Jerman bahkan Cina. Mereka, yang memang berjiwa besar, mengakui kesalahan, kelemahan serta langsung malu, dan mundur dari suatu jabatan, apabila terjadi SATU kali saja masalah besar yang menyangkut orang banyak.

Namun, sangat jauh dan berbeda pada negeri ini, yang katanya mempunyai nilai-nilai luhur pancasila yang dijabarkan dalam butir-butirnya, mempunyai nilai-nilai budi pekerti tinggi, bahkan untuk menduduki suatu jabatan tinggi, bukankah para pejabat diharuskan mengikuti pendidikan mengenai pertahanan negara, atau ada juga pendidikan kepemimpinan, dan banyak lagi ragam dan jenis pendidikan lainnya. Dinegeri-negeri maju, bahkan para artispun yang merasa berdosa dan bersalah kepada publik, juga berjiwa besar mengakui kesalahannya bahkan mereka melakukan tindakan "suicide" untuk menebus akan dosa mereka, terkecuali memang tidak tahu malu dan tidak ada nyali.

Namun, dinegeri ini, para petinggi tidak mau untuk menerima bahwa kesalahan ada pada dirinya, dengan menyandang jabatan yang memang berat tersebut, sudah tentu setumpuk beban ada dipundak mereka, namun hanya beban materi yang mereka pikul dan mereka angkat. Banyak contoh, mental dan karakter serta jiwa para pemimpin kita yang sangat-sangat memalukan dan bukanlah contoh figur seorang pejabat ataupun pemimpin. Beberapa kejadian dalam waktu dekat, misalnya saat SBY memeriksa jalur mudik di Cikoto, dimana sinyal komunikasi putus, kontan SBY langsung mengarah kepada Direktur Telkom dan Telkomsel, namun hingga saat ini, sepertinya posisi mereka aman-aman saja tuh..bahkan mereka pun sepertinya cuek bebek.

Atau lagi, kecelakaan maut kereta api di pemalang, malah yang disalahkan seorang masinis yang memang hanya menjalankan tugas dan duduk didalam kereta api mengatur instrumen-instrumen, sedangkan dirjen perkeretaapian serta seluruh pejabat tinggi termasuk menteripun tidak memberikan suara bertanggung jawab terhadap musibah itu, dan berjiwa besar untuk mengakui kesalahan mereka sebagai pemimpin. Justru tampak jelas membela diri dan jabatan.

Wah, jika ditulis, disini mungkin ratusan halaman mengenai bobroknya mental para pemimpin dan pejabat di negara ini. Karenanya, sebaiknya sudah saatnya para pejabat, pemimpin diseluruh Indonesia, dari tingkat RT, para gubernur, anggota dewan,  dan seluruh instansi dan lainnya hingga presiden sekalipun, belajar filosofi tentang Ninja, bagaimana sikap dan jiwa besar para Samurai Jepang, atau bahkan bila perlu mereka mengikuti pendidikan Ninja Warrior, hapus saja pendidikan-pendidikan yang memakan biaya besar, seperti diklat-diklat, diksar-diksar ataupun pendidikan khusus lainnya, ganti dengan kursus atau pendidikan ilmu bela diri dan filosofinya, sehingga diharapkan jika ada anak buah mereka berbuat salah, mereka akan ikut bertanggung jawab, bukan HANYA MENYALAHKAN ANAK BUAH SAJA. Tidak perlu dan tidak usah  sampai bunuh diri, namun cukup dengan mengaku bertanggung jawab saja, mungkin negara ini, akan dapat jauh lebih baik kedepannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun