[caption id="attachment_159984" align="aligncenter" width="640" caption="ilustrasi/admin(shutterstock.com)"][/caption] Ancaman Amerika Serikat dan beberapa sekutunya, tidak membuat Republik Islam Iran menjadi ciut nyali. Bahkan dengan tegas mereka juga balik mengancam Amerika. Nah, Ancaman ini, langsung membuat Amerika dan sekutu-sekutunya terperangah, bahkan nyaris kebakaran jenggot. Acungan jempol patut kita berikan kepada semua negara yang berani untuk menyatakan kebenaran, dan berani untuk tidak dicampuri urusan dalam negerinya. Termasuk Iran, dan tentu ada segelintir negara lainnya dibelahan bumi ini yang berprinsip sama, namun sayang, tidak dengan tanah air kita. Ancaman embargo ekspor minyak Iran oleh Amerika Serikat Cs, dibalas Republik Islam ini, dengan mengancam untuk menutup Selat terpenting didunia tersebut yakni Hormuz. Karuan saja, hal ini membuat para tikus-tikus peminum minyak, sontak ketakutan. Selat Hormuz dengan kurang lebih 97 persen minyak dari negara-negara dikawasan teluk persia dikirim ke negara luar kawasan tersebut melalui Selat Hormuz. Bahkan, menurut beberapa pengamat internasional, sekitar 50 persen pertukaran dagang negara-negara di kawasan itu juga melalui jalur Selat Hormuz. Selat yang terletak di antara Teluk Oman dan Teluk Persia ini, saat ini memang menjadi topik hangat di dunia internasional. Iran memang tengah memainkan fungsi strategis mereka dikawasan yang penuh berlimang minyak ini. Ada banyak keraguan dikalangan para pegamat baik hubungan internasional dan juga militer mengenai penutupan jalur Hormuz ini. Mereka bahkan menertawakan, dan mencibir sinis, bahwa tidak mudah bagi Iran untuk menutup salah satu selat terpenting dunia ini. Namun tidakkah kita ingat, bahwa Iran juga merupakan pusatnya para cendikiawan dan penemu-penemu kaliber dunia. Bahkan terakhir, kita dapat menyaksikan, Iran dengan mudahnya mengambil kendali pesawat siluman Amerika, yang menurut pembuatnya tidak ada yang mampu mengetahui rahasianya. Petinggi militer Iran, bahkan pernah mengatakan, menutup selat Hormuz lebih mudah dari meminum air di dalam gelas. Dari kalimat tersebut, dapat kita bayangkan, beberapa kekuatan militer yang memang siap mendukung penutupan Hormuz. Angkatan Laut, mereka mempunyai kekuatan yang tidak dapat dipandang sebelah mata. Bahkan diantara negara di kawasan teluk, Iran termasuk negara termaju angkatan lautnya. Mereka mempunyai Boat terbang, dan tentu kapal selam militer yang dilengkapi persenjataan terkini. Angkatan Udara, mereka juga mempunyai pesawat tempur tanpa awak yang dapat menempuh jarak 1000 kilometer dengan sekali isi bahan bakar, Jet-jet tempur dengan kemampuan optical bomb, helikopter dengan rudal penjelajah tipe Cruise, serta rudal jarak jauh yang telah sukses di uji coba beberapa waktu lalu. Angkatan Darat, dengan kekuatan lebih dari 1 juta personil, dengan fasilitas tempur moderen, dan persenjataan balistik terkini, itu belum termasuk apa yang disebut Basiji yakni pasukan tentara sukarelawan yang terdiri dari kaum muda Iran, dan berbagai resimen para militer diluar prajurit aktif mereka, menjadikan dukungan angkatan darat menjadi sangat penting guna menutup selat Hormuz. Kekuatan militer Iran bahkan sesungguhnya menjadi momok di mata Amerika Serikat. Bahkan Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Robert Gates dalam sebuah pidatonya di Akademi Angkatan Udara Colorado (AFA) mengakui peningkatan kemampuan militer Republik Islam Iran, dapat menghapus pengaruh militer Amerika Serikat di dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H