Mohon tunggu...
R. ANDRY DANOESUBROTO
R. ANDRY DANOESUBROTO Mohon Tunggu... Wiraswasta - Antivirus Analyts

Tinggal di Lampung, CEO sebuah perusahaan Internasional Freight Forwading

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ayam Kampus Dahulu dan Sekarang..(Bag.1)

26 Januari 2011   17:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:09 1203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12960198831388016473

Ayam Kampus Dahulu dan Sekarang..(Bag.1) Siapa tidak mengenal Ayam Kampus, kemungkinan disetiap kampus/perguruan tinggi di Indonesia memiliki Ayam jenis ini. Walau terbilang Top Secret, namun keberadaan dan daya tariknya sudah menjadi Public Secret, dikalangan masyarakat, terutama mereka yang memang katanya berhidung tidak normal alias hidungnya belang-belang. Pada era-era jaman 80an hingga 90an, banyak media yang mekspose adanya Ayam ini, dikampus-kampus ternama di Indonesia. Walau, bukan saja dikampus terkenal, dikampus yang bersifat darurat atau kampus-kampusan saja, bau Ayam ini, juga dapat terendus berkat daya cium yang luar biasa dari mereka yang mempunyai hidung belang tadi. Untuk mendapatkan Ayam ini, mereka biasanya melalui komunikasi mouth to mouth atau ada juga yang langsung "hunting" kelokasi atau TKP. Biasanya, bagi mereka yang biasa, tidak terlalu sulit untuk mendapatkan Ayam Kampus ini, karena memang, insting sesama "hewan" sangatlah kuat daya interaksinya, namun bagi mereka yang tidak mengerti mengenai Ayam ini, ataupun memang bukan jenis unggas, atau termasuk jenis hewan, bukan kepalang sulit dan susahnya untuk mendapatkanya, bahkan mengetahui keberadaan Ayam inipun sangatlah sulit. Selain dengan cara-cara tersebut, cara tradisionil lainnya adalah dengan bantuan pihak ketiga, mungkin banyak dari kita yang mengetahui istilah yang pas untuk nama penganti Pihak Ketiga Pencari Ayam Kampus. Bahkan beberapa tenaga pendidik dilingkungannya juga sering menikmati daging Ayam ini, mungkin ada yang suka dengan digoreng, dipanggang, atau bahkan disate, namun intinya adalah karena memang ini bukanlah jenis ayam biasa, bahkan mengalahkan semua jenis Ayam yang ada di dunia ini mungkin termasuk mengalahkan harga Ayam Cemani yang terkenal hitam termasuk darahnya. Pada era 2000an, terutama dimana teknologi informasi berkembang dengan pesatnya, para pemeran Ayam ini, pun meng-update dan meng-upgrade diri mereka dengan pengetahuan dan teknologi, khususnya terhadap perkembangan komunikasi, dimana tentunya komunikasi tidak dapat dilakukan hanya melalui "insting", "perasaan" "telepati" ataupun sejenisnya. Namun dibutuhkan perangkat yang handal dan simple dalam melakukan komunikasi antar spesies mereka dan antar komunitasnya. Pada era dimana perangkat seluler diperkenalkan dan mulai mendapat respon yang sangat cepat dimasyarakat, tak terkecuali para Ayam Kampuspun memanfaatkan kelebihan pada perangkat seluler ini. Mereka yang memang mempunyai modal awal, dapat membeli perangkat seluler, namun bagi mereka yang tidak mampu, mereka melakukan komunikasi dengan dunia luar menggunakan sarana "internet". Di dunia internet, pada saat apa yang dinamakan "sosial media" dengan jejaring sosialnya belum dikenal luas seperti saat ini, para Ayam Kampus, banyak memanfaatkan Media sosial seperti Chat yang memang sedang mulai naik daun. Ada layanan dari Yahoo yang begitu populer dan digandrungi, ada pula nama seperti MIRC, sebuah aplikasi chatting, yang dibagi atas room dan server-server, serta aplikasi sosial yang sudah mendapat nama yakni "Friendster". Namun nampaknya konvergensi media juga telah merasuki disemua sektor, tidak saja mereka yang core bisnisnya Media, namun mereka yang ber core bisnis lainpun termasuk pula mengubah strategi dan bentuk pemasaran termasuk para Ayam kampus ini. Penulispun, karena memang bukan jenis unggas atau juga berkategori hewan, termasuk kesulitan dalam memata-matai dimana terdapat jenis ayam ini. Namun, yang jelas dan tidak perlu disebut disini, setidaknya pada daerah dan tempat tinggal penulis serta dari banyak media yang berhasil dikumpulkan, kemungkinan, memang disetiap kampus di Indonesia ini, terdapat adanya Ayam Kampus. Menilik dari namanya, konon, kabarnya mengapa disebut ayam kampus, karena memang dari silsilah pertama-tama ditemukannya jenis ini, karena sifat dan perilaku yang menyerupai Ayam sebenarnya, yakni, dibeli atau dicari, dipelihara dan diberi makan atau terkadang dilepas dari kandangnya, mempunyai kandang atau sekedar tempat untuk beristirahat dan tidur, dapat disantap dengan berbagai menu, dan tentunya dapat diperjual-belikan kembali. Banyak Faktor memang, yang dapat menjadikan populasi ayam ini menjadi banyak dan berkembang, dominan adalah faktor ekonomi dan sosial. ... bersambung......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun