Libya, Oh Libya..
Malang nasib dan masa depan Negara berdaulat yang menjadi anggota PBB sejak tahun 1955 itu. Pergolakan yang terjadi didalam negeri mereka sendiri, ternyata menarik pasangan mata liar untuk bergerak dan juga merebut sumber daya alam yang ada di negara tersebut. Sebenarnya, itulah kelemahan bangsa arab, dimana mereka berkelahi dengan sesama saudara mereka sendiri, namun mereka memanggil bantuan negara lain guna menghancurkan dan membinasakan saudaranya tersebut.
Banyak komentar, pernyataan yang mengatasnamakan kemanusian, pada saat khadafy memerintahkan penembakan terhadap para demonstran, begitu juga yang terjadi di Pantai Gading, dan dahulu di Cina yang dikenal dengan Tianemen, dan juga penyerangan Palestina oleh Israel yang juga melahirkan peristiwa Mavi Marmara, Kehancuran Irak, yang hingga kini entah dimana yang bernama Bom Nuklir Irak yang menjadi latar Amerika dan sekutunya menghancurkan Irak.
Namun kesemuanya yang tercatat oleh penulis tersebut, hanya Libyalah yang begitu kerasnya seruan dari dunia intrnasional mengutuk, mencaci, bahkan saat ini telah melakukan penyerangan besar-besaran terhadap Libya yang mengatasnamakan "Melindungi Penduduk Sipil". Entahlah, penduduk sipil yang mana yang dilindungi oleh Amerika dan Eropa, bila kita berkaca pada aturan dan hukum yang berlaku secara Hukum Internasional, bukankah "pemberontak" tidak diakui kedaulatannya, dan bukankah sudah jelas di dalam hukum Internasional, konflik yang terjadi didalam negeri suatu negara yang berdaulat, adalah menjadi urusan negara tersebut.
Herannya kemana mata dunia yang lain, apakah disibukan oleh urusan mereka sendiri-sendiri, ataukah takut ataupun takluk dibawah panji-panji kebesaran suatu kekuatan. Terparahnya, didunia arab sendiri, mereka juga mendukung untuk saling menghancurkan sesama bangsa, sesama ras, dan sesama suku. Uni Emirat dikabarkan menyediakan pesawat tempur F-16 untuk membantu kelancaran serangan atas Libya, begitu juga Arab Saudi dan lainnya.
Untuk diketahui, Libya penduduknya lebih dari ,1.7 juta diantaranya adalah pelajar, lebih dari 270.000 di antaranya telah mencapai pendidikan tinggi. Pendidikan di Libya gratis untuk semua warga negara, dan wajib sampai tingkat menengah. Kemampuan baca-tulis Libya tertinggi di Afrika Utara; lebih dari 82% penduduk Libya dapat membaca dan menulis.
Jika kita berbicara mengenai kemanusian, tentunya bukan peperangan yang akan dipilih. Ada seribu cara untuk menghindari pertempuran, dan menghindari kehilangan nyawa. Libya, memang kaya akan minyak, namun tentunya bukan begitu cara negara beradap untuk melakukan perlindungan warga sipil didunia ini. Lihatlah di Pelestina, ada berapa juta warga sipil yang tewas di tangan tentara Israel.? apakah amerika menyerang atau DK-PBB mengeluarkan ijin penyerangan untuk Israel.? Semenjak Konflik Israel-Palestina berlanjut, hingga kini, tidak ada satupun negara eropa dan Amerika, bahkan bangsa yang katanya sedulur, seperti dunia Arab yang tegas terhadap Israel.
Kita tidak akan berbicara mengenai agama, ras ataupun yang berhubungan dengannya, namun yang lebih penulis tekan adalah "kemanusian". Bila itu yang menjadi topik PBB, ICC, NATO, DK-PBB, dan Liga Arab, namun pada kenyataanya, mengapa melakukan penyerangan. Informasi terakhir yang penulis dapatkan, bahwa serangan yang dilancarkan Amerika, Perancis dan Inggris dari Udara dan Laut, dalam semalam juga menewaskan kurang lebih 50 orang. Bagaimana bila terus berlanjut hingga 30 hari atau lebih. Berapa jumlah korban akibat resolusi DK-PBB tersebut. Sungguh ironis dan sungguh tragis nasib Libya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H