Mohon tunggu...
R. ANDRY DANOESUBROTO
R. ANDRY DANOESUBROTO Mohon Tunggu... Wiraswasta - Antivirus Analyts

Tinggal di Lampung, CEO sebuah perusahaan Internasional Freight Forwading

Selanjutnya

Tutup

Money

Cina Versus Jepang..

13 September 2010   17:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:16 637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Pernahkah, kita sedikit kritis mengenai apa yang ada di pasaran lokal,baik itu produk ringan, menengah ataupun berat? Coba lihat dari mana asal atau stempel yang melekat diproduk tersebut. Hampir pasti kita akan menemukan produk dengan label Made In China. Terutama kita yang mencari produk elektronik, "toys" ,spare part dan atau sejenisnya. Sungguh luar biasa "Made In China". Di terminal peti kemas pelabuhan Panjang (Lampung) saja, kontainer dari negara cina hampir dalam hitungan teus masuk kenegara kita melalui pelabuhan ujung sumatera ini. Ini kemungkinan juga terjadi pada Tanjung Perak, Tanjung Priok dan Terminal Peti kemas lainnya di Indonesia.

Dari berbagai macam rupa kita dapat memperoleh produk-produk cina, terutama elektronika,mainan anak-anak, dan spare part. Kualitas sangat memprihatinkan, namun mengapa produk-produk yang tidak layak pakai tersebut dapat bebas masuk kenegara kita?, disisi lain, produk dalam negeri juga tumbuh dan sedang mengalami perkembangan, menjadi runtuh serta layu akibat kebijakan impor produk cina tersebut.

Dahulu, produk dengan label Made In Japan, sangat banyak dipasaran Indonesia, dan kedua adalah Made In Taiwan. Yang Pertama kualitas dan mutu sangat terjamin, produk elektroniknya, toys, hingga perlengkapan lainnya. Yang Kedua, bila tidak salah adalah, produksi Taiwan. Masih Ingat, dengan sebuah mainan berbentuk "mobil Ambulance" berwarna merah hati dengan kap berlogo palang merah, mobil sejenis "van" ini, bersuara nyaring dan terbuat dari logam bermutu, bila dibanding dengan produk sejenis buatan cina, sangat-sangat jauh baik kualitas ataupun bentuk dan rupa. Produk cina hampir 90 persen terbuat dari plastik berkualitas rendah, bahkan bila logam atau sejenis, produk cina hanya memakai seng atau sejenisnya. Bahkan banyak analis, mengatakan bahwa kandungan bahan B3 pada produk-produk cina terutama pada mainan anak-anak hampir terdapat pada semua produk mainannya.

Kita sudah kebanjiran produk cina dipasar nasional kita, bahkan buah-buahan saja sudah "made in china". Jika sudah begini, kita harus memanggil Mobil Van Ambulance merah hati "made in jepang" tersebut, guna mengobati penyakit yang telah menjangkiti anak-anak dan masyarakat awam, yang tidak mengerti akan bahaya produk tersebut, tanpa SNI, tanpa pengawasan, tanpa pemeriksaan, tanpa uji kesehatan, dan jangan-jangan juga tanpa melalui prosedur resmi selayaknya barang impor yang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun