Perkembangan teknologi informasi, khususnya dibidang teknologi piranti lunak atau software komputer, dalam hal ini antivirus, telah memotivasi para programmer-programer tanah air kita, untuk juga dapat disetarakan dengan para programmer internasional. Indonesia bukan hanya sisi Gelapnya yang mampu dikuasai namun sisi putihnya atau terangnya juga dikuasai oleh para anak bangsa.
Di tanah air, telah banyak bermunculan para programmer komputer yang mencoba untuk berkreasi dengan mengembangkan pengetahuan, kreatifitas dan pemikiran. Bukan hanya dibidang keamanan data saja para programmer tanah air menyumbangkan pemikiran mereka, namun dibanyak sub bidang dalam Teknologi informasi ini, mereka telah banyak membuat software-software bermutu dan bermanfaat bagi banyak orang, sebut saja, content pembuat aplikasi website yang dikembangkan anak bangsa, CMS AURA, atau aplikasi chat yaitu indline, dan ada juga dibidang operasi sistem dengan pengembangan seperti linux singkong, linux blankon, dan lainnya.
Dalam dunia keamanan data khususnya Antivirus, para programmer tanah air, juga telah banyak menyumbangkan pemikiran, dan keringat mereka tanpa pamrih, tercatat lebih dari 40 software antivirus buatan anak bangsa. Semua diberikan secara cuma-cuma kepada kita tanpa meminta imbalan dalam bentuk apapun juga. Inilah nama antivirus yang telah mencatatkan diri dalam kancah dunia Teknologi Informasi nasional,; PCMAV, Ansav, AndreAV, SmadaV, Morphost AV, Alfath Antivirus, Gucup AV, AVIGEN, EURA AV, Simple Machine Protector, Kendal AV, KISAV32, NAVI, Maleo AV, PCPAV, AVS32, Anti-Indovir, Virsepector AV, XorecAV, Peradnya, ANTV,Scanlix, Blue Atom, OGAV, Killer Machine, Power Remover, CAV, AVINDO, N-CODED AV, Jenonk AV, KVS, AVEL, ALI AV, HPV, Uplisoft, AV350, Mawar- AV, Rieysha AV, Smart32, OASAV. Bahkan beberapa diantara daftar nama antivirus tersebut telah mempunyai ribuan pengguna yang tersebar di seluruh Indonesia.
Ini membuktikan, bahwa para programmer Indonesia, setidaknya telah mencoba untuk berpartisipasi dalam perkembangan teknologi di Indonesia. Mereka mencoba menjadi penjaga dan pelindung data serta program di komputer kita, dan mencoba memberikan rasa aman serta nyaman dalam kita berinteraksi dengan dunia digital. Banyak diantara para programmer tersebut masih menjalani pendidikan dibangku sekolah menengah, dan beberapa telah berstatus mahasiswa, serta sebagian lagi merupakan para professional muda, atau bahkan belum mempunyai pekerjaan tetap.
Sangat,disayangkan perhatian pemerintah, ataupun banyak masyarakat yang tidak percaya akan produk dalam negeri kita sendiri. Salah satu faktor itulah, banyak yang mengakibatkan hilangnya semangat serta motivasi para programmer tanah air dalam berkarya, kecuali mungkin mereka yang berkarya untuk komersil. Hendaknya kita sebagai anak bangsa, mencobalah untuk meninggalkan hal-hal yang pesimistis terhadap produk tanah air, karena kalau bukan kita, siapa lagi yang mencintai hasil karya bangsa kita dan yang dapat membesarkan Negara ini.
Para programmer tersebut juga banyak yang terhimpun dalam suatu komunitas apa yang disebut komunitas open source atau istilah yang dipergunakan untuk aplikasi-aplikasi terbuka dan dapat dikembangkan oleh siapa pun, tanpa meminta imbalan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H