Serangan pesawat tempur Zionis Israel yang dimulai tepat ketika muslim seluruh dunia melaksanakan ibadah ramadhan hingga kini tiada henti. Belum lagi ditambah oleh penculikan dan pembunuhan secara kejam dan keji terhadap ribuan anak-anak Palestina.
Sebagaimana kita ketahui, dunia begitu heboh dan sibuk ketika 3 orang remaja Israel diculik, namun ketika para anak-anak palestina di culik, dibunuh bahkan dibakar hidup-hidup, tidak ada media asing yang sibuk memberitakan.
Menurut data Defence For Children International, tercatat sejak tahun 2000 hingga Juni 2014 anak umur 0 tahun hingga 17 tahun yang telah diculik oleh Israel mencapai angka kurang lebih 7.000 orang.
Rata-rata kembali dengan kondisi menjadi mayat yang tidak utuh, ada pula dengan tubuh penuh sayatan dan luka, bahkan tidak sedikit yang mengalami gangguan mental dan trauma.
Terakhir dan membuat Palestina meradang adalah dibakarnya hidup-hidup seorang anak berumur 16 tahun yang bernama Mohamed Abu Khdeir, diculik, disiksa dan dibunuh dengan keji.
Dunia seakan menutup mata dengan kelakuan para zionis tersebut. Saat ini Gaza terus dibombardir oleh jet-jet tempur Israel, bahkan 40.000 pasukan zionis telah siaga penuh guna melakukan penyerangan darat ke Gaza.
Dunia seakan mengatakan, kejadian di Palestina hal yang kecil, namun bila terjadi sesuatu dengan Israel, maka dunia berkata, bahwa kejadian tersebut adalah hal yang besar.
Satu roket kecil milik hamas bahkan dijadikan alasan untuk meluluhlantakan penduduk Gaza, dengan membalas menggunakan ribuan roket-roket besar ditambah bom-bom fosfor.
Zionis memburu pimpinan Brigade Al Quds, salah satu sayap Hamas, namun penduduk Gaza banyak yang menjadi martir, mereka bahkan berdiri diatas atap rumah mereka, seraya meriakan yel-yel yang mengobarkan semangat perjuangan.
Tentu saja, Zionis Israel tidak akan memberikan ampun, walau diliat hanya penduduk sipil biasa, pesawat tempur masih menembak bahkan membom rumah tersebut.
Sulit untuk mencari berita mengenai keadaan Gaza saat ini, karena nyaris semua media internasional memberitakan piala dunia, namun di media sosial, seperti Twitter, kita dapat langsung melihat detik demi detik peristiwa-peristiwa yang tengah terjadi disana.