Mohon tunggu...
Andres HaryawanTheja
Andres HaryawanTheja Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Merdeka Bukan Akhirnya Disintegrasi

10 September 2024   21:10 Diperbarui: 10 September 2024   21:14 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Indonesia merdeka bukan tujuan akhir kita. Indonesia merdeka hanya syarat untuk bisa mencapai kebahagiaan dan kemakmuran rakyat." - Mohammad Hatta

Sejak proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Indonesia telah mengalami perjalanan panjang dalam membangun negara yang berdaulat dan sejahtera. Proklamasi yang dibacakan oleh Soekarno dan Hatta menandai awal dari perjuangan bangsa Indonesia untuk membentuk identitas nasional yang kuat di tengah keragaman etnis, budaya, dan agama.

Indonesia dikenal sebagai negara dengan keragaman yang luar biasa. Terdiri dari lebih dari 17.000 pulau, 1.300 suku bangsa, dan 700 bahasa daerah, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam menyatukan berbagai kepentingan dan identitas lokal. Keragaman ini, meskipun menjadi kekayaan budaya, juga bisa menjadi sumber konflik jika tidak dikelola dengan baik.

Pembangunan Indonesia sejak merdeka tidak hanya berfokus pada aspek fisik seperti infrasturktur, tetapi juga pada aspek sosial dan budaya. Pemerintah berupaya untuk menciptakan kesetaraan dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia, tanpa memandang latar belakang nereka. Program-program seperti transmigrasi, pembangunan desa, dan pendidijan nasional adalah beberapa contoh upaya untuk meratakan pembangunan dan mengurangi kesenjangan antar daerah.

Dalam konteks keragaman yang ada, pemahaman tentang konsep integrasi menjadi sangat penting. Integrasi adalah proses menyatukan berbagai elemen masyarakat menjadi satu kesatuan yang harmonis. Ini melibatkan upaya untuk mengurangi perbedaan dan konflik, serta meningkatkan rasa kebersamaan dan solidaritas di antara warga negara.

Integrasi bukan berarti menghilangkan keragaman, tetapi lebih kepada bagaimana keragaman tersebut dapat hidup berdampingan secara harmonis. Dalam konteks Indonesia, integrasi melibatkan penghormatan terhadap perbedaan budaya, agama, dan bahasa, serta upaya untuk menciptakan identitas nasional yang inklusif.

Menurut KBBI, arti kata integrasi adalah "pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat". integrasi juga adalah menciptakan kesatuan dalam keragaman. Ini berarti setiap individu dan kelompok dalam Masyarakat merasa dihargai dan memiliki tempat dalam struktur sosial. Integrasi yang berhasil ditandai dengan adanya kohesi sosial, di mana Masyarakat dapat melakukan bhineka tunggal ika, bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama meskipun memiliki latar belakang yang beda. Untuk mencapai integrasi yang berhasil, harus ada penghormatan terhadap keragaman, kesetaraan dan keadilan, dan komunikasi yang jelas.

Sejak awal, berbagai upaya telah dilakukan untuk menyatukan bangsa yang terdiri dari ribuan pulau, ratusan suku dan berbagai agama. Namun, perjalanan ini tidak selalu mulus karena perbedaan ideologi. Salah satu contoh yang menggambarkan kesulitanya adalah Pemberontakan PKI Madiun.

Pemberontakan PKI pada tahun 1948 adalah salah satu contoh nyata dari ancaman terhadap integrasi nasional. Pemberontakan ini dipimpin oleh Musso dan Amir Sjarifuddin, yang berusaha menggulingkan pemerintahan yang sah dan mengganti dasar negara Pancasila dengan ideologi komunisme.

Pada 18 september 1948, PKI berhasil menguasai Madiun dan mendeklarasikan berdirinya republik Soviet Indonesia. Namun, di bawah pemerintah Presiden Soekarno segera merespons dengan tegas. Operasi militer terjadi untuk menumpas pemberontakan ini dan pada akhirnya berhasil dipadamkan. Pemberontakan PKI menunjukkan betapa rentannya integrasi nasional terhadap ancaman ideologi yang bertentangan dengan Pancasila.

Indonesia, dengan keragaman etnis, budaya, dan agama yang luar biasa, selalu menghadapi tantangan dalam menjaga kesatuan dan persatuan. Ancaman disintegrasi bisa datang dari berbagai arah, baik dari dalam maupun luar negeri. Oleh karena itu, kita sebagai warga Indonesia mempunyai hak kewajiban untuk memperkuat ideologi pancasila. Ini bisa dilakukan melalui pendidikan, dan kampanye-kampanye. Selain itu, masyarakat harus aktif dalam membangun solidaritas sosial, dengan cara kegiatan gotong royong seperti charity marathon. Sebagai pelajar dan juga sebagai generasi penerus, kita harus memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun