Di Era disrupsi ini informasi banyak didapatkan dalam bentuk konten digital. Berbeda dengan beberapa dekade yang lalu, dimana informasi didapat secara langsung baik itu dari media tulis kertas maupun dari percakapan lansung. Media digital menjadi sangat sering diakses melebihi media konvensional saat ini. Orang-orang lebih banyak menghabiskan waktu dimedia digital dibandingkan dengan berinteraksi lansung. Meliha kondisi tersebut, sudah banyak media-media konvensinal beralih ke digital agar lebih sering diakses oleh masyarakat. Begitu juga dalam dunia dakwah.
Beberapa tahun terakhir ini, sudah banyak konten-konten dakwah yang masuk kedunia digital. Hal ini bertujuan untuk memperluas jangkauan dakwah sehingga akan lebih banyak masyarakat yang dapat mengakses konten dakwah tersebut. Sebelumnya ceramah lebih sering dilakukan di masjid maupun dalam acara tertentu, dan adajuga berupa kaset tape yang dijual sehingga dapat diputar berulang-ulang.Â
Dengan memanfaatkan teknologi digital ini konten-konten dakwah dapat diakses dimanapun dan kapanpun sehingga dapat mempermudah dalam memilih konten ceramah dan da'i mana yang ingin didengar. Oleh sebab itulah, penceramah dituntut untuk dapat mengguakan teknologi digital ini, agar konten dakwahnya dapat diakses oleh lebih banyak orang.
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, melalui Paradigma Transintegrasi Ilmu mempersiapkan lulusan ilmu Agama yang memiliki komampuan dibidang teknologi. Tamatan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi dibekali dengan ilmu umum dan ilmu agama, agar dapat beradaptasi dengan kemajuan teknologi dengan tetap memiliki dasar agama yang kuat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H