Mohon tunggu...
Andre Marcel Toisuta
Andre Marcel Toisuta Mohon Tunggu... Musisi - Saya suka membaca, jadi saya mencoba menulis. Hobi saya nyanyi, jadi tulisan saya akan seputar hobi saya.

Dibilang musisi bukan, pekerja seni bukan. hanya suka nyanyi, suka main piano.

Selanjutnya

Tutup

Music

Paduan Suara dalam Sejarah

4 Desember 2021   14:12 Diperbarui: 8 Januari 2022   16:26 1902
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Pada jaman abad pertengahan, paduan suara mencapai puncak tertinggi dan kesempurnaan (Ewen, 1965). Paduan suara mengambil bagian dalam kebaktian di gereja-gereja Kristen. Misalnya nyanyian antiphonal (nyanyian solo yang dijawab dengan nyanyian jemaat bersama-sama atau dijawab oleh kelompok paduan suara), nyanyian satu suara dan plainsong. 

Gereja pada saat itu banyak memberikan perkembangan dalam hal musik liturgi atau keagamaan. Sebelumnya  Pada tahun 540 -- 650 Paus Gregorius Yang Agung mengembangkan sekolah-sekolah paduan suara sebagai standart bagi paduan suara gerejani.  Bentuk paduan suara pada waktu itu berupa : motet, missa, madrigal, chanson, chorale, rondel, anthem dan frottola. Pada jaman renaissance koor sering dinyanyikan dalam lima, enam, atau delapan bagian suara, bahkan kadang-kadang jumlah bagianya sangat besar seperti pada Spem in Alium sebuah motet yang terdiri dari empat puluh bagian karya Tallis (Sadie, 1986)). 

Musik sekuler pada jaman itu biasanya dinyanyikan dan dimainkan oleh penampilan solo, akan tetapi ada juga saat-saat khusus dimana paduan suara ditampilakan untuk menyemarakan acara-acara tertentu selain pada ibada Gereja, misalnya pada tahun 1581 paduan suara turut ditampilkan didalam perayaan pernikahan Hendri III dari Prancis, Ketika itu paduan suara diiringi oleh instrumen biola, flute, oboe, harpa, dan perkusi. 

Koor gereja pada jaman renaissance sama dengar koor-koor gereja jaman sebelumnya yakni abad pertengahan yang mana kaum pria berperan penuh didalam bernyanyi dengan pembagian bas dan tenor. Adapun bas dan tenor dinyanyikan oleh kaum pria dewasa yang memiliki interval suara yang lebih tinggi dari pada semula atau oleh anak laki-laki. Selain itu bentu kombinasi anak laki-laki remaja yang belum akil balik sebagai suara tenor dengan pria dewasa sebagai suara bas.

Pada jaman Barok musik vokal berkembang menjadi musik yang digemari, opera barok mulai dipagelarkan untuk umum serta mulai ditarik bayaran. Paduan suara kontrapuntal sudah dilengkapi dengan aria, duet, quartet. Pada masa itu vokal sudah dipadu dengan musik instrumental secara menyolok. Oratorio dipentaskan  di Gereja pertama kali pada tahun 1739 ketika Messiah dinyanyikan disebuah katedral pada acara Three Choir Festival di Darwin (Ewen, 1965). Sepeninggal komponis-komponis besar GF Handel dan JS Bach, berakhirlah jaman barok yakni jaman yang dikenal dalam sejarah musik sebagai suatu jaman kebesaran musik Poliphony. Selanjutnya selama abad XVIII, tokoh-tokoh dan figur terkemuka seperti Mozart dan Golfried Van Swieten sangat berpengaruh pada koor. Keduanya menciptakan formasi paduan suara dengan suara pria yang diikut sertakan suara wanita pula.

Di Inggris bermunculan kelompok-kelompok latihan cara menyanyi madrigal dan musik tipe madrigal. Pada saat itu juga timbul kelompok masyarakat baru selama abad XVIII seperti Madrigal Society (tahun 1741) dan The Ancient Concert (tahun 1776) yang bertujuan untuk melestarikan jenis-jenis musik lama dan mendorong lahirnya musik baru seperti Noblemen's Catch Club (tahun 1761) Dan Glee Club (tahun 1783) (Ewen, 1965).

Pada awal abad XIX kelompok koor berkembang pesat pada setiap kota di inggris, berkembangnya melalui kelompok koor yang lain dan ada pula yang berakar dari gereja atau kapel. Dalam abad itu juga, prinsip bahwa musik secara universal dan bersifat edukatif sejalan dengan penyajian pendidikan umum. Dan dalam abad XIX lagu-lagu patriotik merupakan dasar musik sekolah yang membuka jalan bagi masuknya lagu-lagu rakyat di awal abad XX.

Sementara itu pada akhir abad XVIII  Oratorio Handel di Inggris dengan karyanya Messiah memberi sumbangan penting bagi perkembangan kehidupan paduan suara di negara-negara Eropa. Jika pada masa-masa sebelumnya tidak digunakan penyanyi wanita sebagai pendukung kelompok paduan suara karena dilarang gereja, maka handel sengaja menggunakan beberapa penyanyi wanita. Sebenarnya secara terselubung komponis perancis setelah Lully, telah mengikutsertakan wanita sebagai pendukung kelompok paduan suara, dengan alasan konser kelas oleh siswi-siswi. Begitu pula dengan Purcell di Chesey yang menggunakan siswi dalam konser sekolah (Grout, 1980).

Karya-Karya Handel yang berupa karya untuk paduan suara atau koor memberi rangsangan dalam nyanyian paduan suara di Inggris seiring dengan penyebaranya ke Eropa dan Amerika Utara. Dalam awal musim panas pada pada tahun 1772, Michael Arne menggelar Alexander's Feast dan Messiah di Hamburg dalam versi Jerman. Pergelaran penting yang lain juga dipertunjukan di Berlin Cathedral pada tanggal 19 Maret 1789 dengan 305 penyanyi dan pemain, di bawah arahan Hiller. Messiah kemudian juga dipergunakan pertama kalinya di Copenhagen pada tahun 1786.  Pembebasan musik kudus dari keterkaitan ruang lingkup gerejani membawa semacam konsep baru dari penerimaan masyarakat, secara simbolik menjadi tatanan ke arah pencerahan (Young, 1986)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun