Ada fenomena Ahokers yang menarik terjadi di Kompasiana seminggu terakhir ini, Ahoker mulai nampak kebingungan, kehilangan optimisme dan nampak pasrah.
Ahokers yang diawal putaran pertama begitu optimis Ahok akan mampu menang dalam satu putaran saja. Apalagi Polling di Kompasiana juga menghasilkan suara untuk Ahok sangat dahsyat yakni 83 persen memilih Ahok.
Namun apa yang terjadi kemudian, di putaran pertama Ahok meski memperoleh paling tinggi yakni 43 persen. Dan itu belum cukup untuk langsung menang satu putaran.
Sejatinya jika tidak terjadi kasus penistaan agama oleh Ahok terkait Surat Al Maidah 51dan Ahok menjadi terpidana penistaan agama, Ahok akan menang mudah dan cukup satu putaran saja. Dasar Ahok yang sering bicara ceplas ceplos sampai keceplosan terkait surah Al Maidah. Jika seorang pemimpin yang baik, dengan ditetapkannya sebagai seorang terdakwa Ahok mestinya secara ksatria mengundrkan diri..
Faktor ke dua yang menggerus suara Ahok adalah keputusan plin plan Ahok. Yang awalnya tegas akan maju tidak lewat partai, artinya bersama dengan teman ahok dan satu juta KTP Ahok maju lewat jalur independent. Entah mengapa kemudian Ahok berubah pikiran dan akhirnya Ahok memilih jalur partai dan meninggalkan janji yang tidak bisa dipenuhi maju jalur independent bersama satu juta teman ahok. Timbulah kemudian keberadaan teman ahok mulai redup.
Menuju putaran ke 2, Ahok nampak semakin optimis jadi pemenang. Apalagi Djarot.Â
Sebaliknya ahoker di Kompasiana semakin pesimis, murung, pasrah dan kehabisan bahan bakar. Bahkan sampai muncul kalimat, ndak apa apa gagal jadi Gubernur masih ada jabatan lain menanti yakni ketua KPK.
Bersambung
Ayo Ahoker cemunguuuuud
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H