Mohon tunggu...
Andre Kusuma
Andre Kusuma Mohon Tunggu... -

Pemimpin itu yang dipegang JANJI NYA

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pilgub DKI dan Bhinneka Tunggal Ika

1 Oktober 2016   00:57 Diperbarui: 1 Oktober 2016   01:08 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pilgub DKI 2017 adalah Pilgub terheboh dan terpanas bila dibandingkan dengan Pilgub daerah lain yang terlihat lebih adem, tenang, sejuk.

Pilgub DKI 2017 menjadi semakin ramai karena kebetulan calon nya ada yang berbeda suku, berbeda keyakinan.

Namun demikian dengan berlandaskan Bhinneka Tunggal Ika , berbeda beda tetap satu jua maka diharapkan Pilgub DKI 2017 berlangsung Jurdil, aman dan sejuk.

Makna Bhinneka Tunggal Ika itu berbeda-beda tetap satu jua. Berbeda agama tidaklah mengapa dan tetaplah menghargai keyakinan masing-masing. 

Akan menjadi aneh, jika pemeluk agama tertentu menyerukan terhadap pemeluk agama lain untuk meninggalkan keyakinannya dengan alasan demokrasi, dengan alasan Bhinneka Tunggal Ika.

Padahal justru Bhinneka itu ada perbedaan (termasuk keyakinan) dan saling menghargai keyakinan itu. 

Jika semua warga disuruh sama keyakinanannya itu bukan bhinneka, tetapi homogen.

Demokrasi itu, memberikan kesempatan yang sama kepada siapapun untuk menjadi pemimpin.Itulah makna demokrasi. 

Soal pilihan juga bebas sesuai kaidah demokrasi. Demokrasi bukan melarang pemeluknya untuk melaksanakan keyakinannya dalam memilih pemimpin. Dan itu dijamin dalam UUD 45. 

Malah jika ada calon pemimpin menyerukan pemeluk agama lain untuk mengabaikan perintah agamanya, maka sesungguhnya dialah yang ANTI DEMOKRASI. Hanya teriak demokrasi, teriak anti rasial tapi dia sendiri Rasis.

Silahkan pemeluk agama A menyeruhkan memilih pemimpin yang seiman. Silahkan pula pemuka agama B,C, D, E dll juga menyeruhkan umatnya untuk memilih pemimpin yang seiman. Itu wajar saja. Yang tidak boleh itu mereka saling menghina dan menjelekkan agama dan ajaran agama tertentu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun