Mohon tunggu...
andre kohardinata
andre kohardinata Mohon Tunggu... Programmer - just me

Just ordinary happy dad

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Entrepreneurship Karbitan Part 1

9 Mei 2014   05:58 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:42 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Saat ini banyak sekali sekolah atau universitas yang mengusung Entrepreneurship atau kewirausahaan  sebagai penguat Branding dari sekolah atau universitas tersebut, yang menjadi pertanyaan adalah apakah para pengajar di sekolah dan universitas sudah mengerti mengenai arti atau definisi sesungguhnya dari entrepreneurship dan mengimplementasikan dengan benar ke siswa siswa mereka ?(It is not only theory, but experience)

Beberapa Sekolah dan Universitas merealisasikan Ilmu Kewirausahaan ini dalam Output atau kemasan yang berbentuk Pameran/Event  yang dikelola secara operasional oleh siswa/mahasiswa dengan modal yang diberikan terlebih dahulu oleh sekolah atau universitas tersebut, harapannya bahwa di akhir pameran/event tersebut siswa/mahasiswa tersebut berhasil memperoleh keuntungan dari hasil penjualan mereka, sekali lagi inti dari kegiatan yang dilakukan adalah memperoleh keuntungan, dan jika pada kenyataanya anda berjualan tapi tidak memperoleh keuntungan berarti ada Something Wrong didalam proses penjualan anda

Tanpa mengurangi rasa salut/hormat terhadap kerja keras siswa atau mahasiswa yang sudah berusaha menerapkan entrepreneurship, berikut penulis akan berbagi masukan yang harapannya bisa menjadi manfaat di waktu selanjutnya

Penulis melakukan survei terhadap 2 universitas cukup ternama di Surabaya yang telah mengorganisir pameran yang dikelola siswa/mahasiswa tersebut, dan hasilnya adalah yang siswa atau mahasiswa  lakukan tersebut JAUH dari semangat Kewirausahaan sebenarnya, mari saya bahas satu persatu

Kita Mulai Dengan APA YANG MEREKA JUAL ?

Dari survey yang saya lakukan ada beberapa hal yang mereka jual dan parahnya adalah mereka anggap apa yang mereka jual adalah hasil dari inovasi kreatif mereka tanpa adanya uji coba dan survey pasar, yang mereka jual Antara lain Karikatur, Cupcake, Es Kacang Hijau, Chicken Nugget, Aneka Gorengan, Fancy Stationery, dll

Yang menjadi point saya adalah :

1.Tidak ada produk yang asli/original, semua yang dijual di pameran tersebut sudah ada di Market bahkan di pasaran, produk tersebut lebih bagus dari yang mereka jual, padahal beberapa dari mereka mengusung bahwa produk mereka ini adalah hasil dari inovasi kreatif mereka, tidak masalah jika kita meniru produk lain tapi setidaknya lebih baik atau sama dari produk yang ditiru.

2.Beberapa produk yang dijual tidak mempunyai benefit/keuntungan/manfaat yang membuat kita harus membeli produk tersebut, contoh ada sebuah stand yang hanya menampilkan gambar karikatur di secarik kanvas/kertas saja tanpa tahu apa maksudnya dan mengapa kita harus membeli karikatur tersebut, seharusnya akan lebih menarik jika ditambahkan unsur manfaat dalam gambar karikatur tersebut

Kesimpulannya jika produk kita tidak asli, tidak lebih bagus dari yang ditiru/ tidak lebih bagus dari produk market leader dan tidak mempunyai manfaat yang sesuai dengan segmen target mereka, buat apa berjualan ? dijamin produk anda tidak akan pernah bisa laku kecuali teman teman anda yang kasihan dan terpaksa membeli produk anda

Selanjutnya saya akan bahas tentang DIMANA DAN KEPADA SIAPA mereka berjualan?

Kebetulan ke dua pameran kewirausahaan yang saya survei diadakan di sebuah Mall di wilayah surabaya barat yang mana pengunjung yang mendatangi Mall tersebut adalah dari kalangan Keluarga, Pengusaha dan Pasangan Mudadan kalau saya simpulkan Target dari Mall ini sendiri adalah untuk kalangan atau pangsa pasar Middle up hal ini juga bisa dilihat dari produk produk yang dijual oleh gerai yang ada di mall ini, yang menjadi point  saya adalah :

1.Produk yang dijual seperti saya ceritakan diatas benar benar absolutely definitely tidak cocok dengan pangsa pasar dari Mall tersebut kecuali mereka kasihan dan terpaksa membeli produk anda, harus diingat unsur kasihan tidak akan membuat customer membeli produk anda berulang ulang kali/Repeat Order, pertanyaannya apakah sebelum siswa atau mahasiswa menjual produk tersebut tidak melakukan satu hal paling utama dalam Marketing yaitu Market Survei, apakah sudah dilakukan survey seperti pangsa pasar yang dijadikan target itu siapa ? produk saya kira kira akan menarik calon customer untuk membeli? Peak Time nya kapan ? Tempat saya menjual produk apakah sudah tepat ? kalau ternyata anda belum melakukan survei tersebut akan dijamin 1000% anda membuang tenaga, modal usaha anda untuk sesuatu yang sia sia, kalau pepatah mengatakan bagaikan pungguk merindukan bulan alias Sia Sia

2.Saya melihat penjual stand yang rata rata adalah siswa dan mahasiswa dari kalangan menengah keatas ini menjual tanpa menggunakan teknik selling yang tepat, beberapa diantara mereka berteriak teriak dalam menjual produk mereka, eitss bro/coy harus diingat kembali bahwa anda menjual di Mall EKSLUSIF kelas menengah ke atas, harus mereka sadari target mereka adalah kalangan menengah ke atas yang tidak terbiasa dengan teknik selling kasar seperti berteriak teriak, memaksa dan lain lain, seharusnya sebelum melepas penjual penjual muda ini ke lapangan dari staf pengajar mereka harusnya sudah mengajarkan TEKNIK SELLING yang tepat dan disesuaikan dengan pangsa pasar yang menjadi target mereka , ataukah memang parahnya ternyata pengajar entrepreneurship mereka juga belum pernah berwirausaha, jujur jangankan membeli produk mereka bahkan untuk mendekati mereka, masuk ke stand mereka , saya sudah ILLFILL terlebih dahulu melihat teknik selling mereka yang kasar

3.Adalah hal yang penting untuk mendatangkan traffic/keramaian ke area pameran, tapi adalah hal yang salah jika ide mendatangkan traffic/keramaian ini tidak tepat dan salah sasaran, yang mereka lakukan adalah membuat kuis, lawakan tidak bermutu, band dengan musik dan vokal suara yang tidak jelas/ kacau dan absolutely definetly sangat terlihat apa yang mereka tampilkan tidak berkelas dan tidak proffesional dan hal ini tidak membuat para pengunjung menghampiri stand mereka bahkan sekali lagi yang ada adalah rasa ILLFILL, sebaliknya saya pernah melihat sebuah perusahaan media yang cukup besar(Induk dari Kompasiana) dan mendatangkan traffic dengan event yang sesuai dengan target market mereka, saat itu produk utama yang hendak dipasarkan adalah buku dan target mereka adalah siswa beserta guru, maka untuk mendatangkan traffic mereka mengadakan serangkain lomba seperti lomba menyanyi, lomba menulis, lomba menggambar dan diikuti seluruh siswa dan guru se Surabaya dan jelas sekali pada hari yang ditentukan traffic atau tingkat keramaian  meningkat dengan pesat, hal ini terlihat dari siswa siswa, guru dan kepala sekolah yangdatang berbondong bondong untuk mengikuti lomba atau guru yang mendampingi siswa  mereka mengikuti lomba dan yang paling utama adalah  dampak bagi penjualan produk utama mereka hal ini terlihat setelah selesai mengikuti lomba maka siswa, guru dan kepala sekolah tertarik untuk masuk ke acara pameran dan melihat produk sesungguhnya yang ditawarkan dan sekali lagi jika produk ini bagus, orisinil dan bermanfaat maka mereka pastinya akan membeli produk tersebut, cara yang jitu bukan?

Kesimpulannya adalah jika produk anda sudah salah, tempat anda berjualan juga salah, Tidak bisa mendatangkan traffic atau keramaian dan pendekatan anda dalam berjualan/ Teknik Selling juga tidak tepat maka dijamin produk anda tidak akan pernah laku kecuali kembali lagi ada yang membeli produk anda karena kasihan

Sekian dulu ya,  Di Next article saya akan bahas  Enterprenurship bagi siswa siswa yang benar dan tepat bagaimana ya ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun