Demam sepeda bukan hanya melanda banyak kota di Amerika Serikat, Paris, Tokyo, Beijing, Roma, New Delhi, negara-negara di benua Afrika, tapi juga di Indonesia.
Lihat saja di ruas-ruas jalan di berbagai kota di Indonesia, tidak hanya di Jabodetabek, tapi juga di Bandung, Surabaya, Jogja hingga Tegal. Bukan hanya saat akhir pekan, tapi hari biasa pun saat pagi atau sore hari, ruas jalan diramaikan oleh pesepeda.
Tidak peduli anak-anak, tua atau muda, laki-laki atau perempuan dengan sepeda beragam merk & jenis, mulai folded-bike, mountain bike, road bike, fixie, hybrid, BMX, touring hingga sepeda onthel.
Harganya? Beragam! Mulai dari yang murah hingga yang seharga mobil LGLC alias ratusan juta rupiah.
Merk sepeda Brompton dari Inggris yang sebelumnya hanya dikenal di kalangan pecinta sepeda, tiba-tiba populer setelah kasus penyelundupan yang melibatkan petinggi maskapai penerbangan nasional beberapa waktu lalu. Harganya pun ikut melambung karena stock terbatas akibat pandemi Corona.
Bahkan sepeda jenis folded bike alias sepeda lipat untuk beberapa merk makin susah dicari. Beberapa merk lokal sudah menutup pesanan karena daftar tunggunya hingga 2021! Penjualan melalui market place pun meningkat berkali lipat. Bukan hanya sepeda, berbagai aksesorisnya pun laris manis.Â
Demam sepeda membuat beberapa negara Eropa memberikan insentif khusus bagi pesepeda. Seperti di Belanda yang memberikan insentif pembebasan pajak per kilometer bagi warga yang memakai sepeda dari dan ke tempat kerja. Di Perancis, ada subsidi untuk pembelian sepeda listrik, biaya service sepeda & pembebasan pajak bagi karyawan.
Di Inggris, karyawan bisa membeli sepeda dan perlengkapannya dengan diskon dari kantor tempat mereka bekerja. Sementara di Luksemburg, karyawan dapat memanfaatkan potongan pajak untuk membeli sepeda.
Booming sepeda ini pernah terjadi sebelumnya di dunia, khususnya Amerika Serikat, yang pertama pada era 1890-an dan ke-2 pada era 1970-an.
Pada era 1890-an, sepeda menjadi salah satu barang yang harus dimiliki setiap orang. Sepeda modern yang diciptakan John Kemp Starley pada 1885 merupakan alat transportasi yang cepat, ringan, terjangkau, penuh gaya dan gampang dirawat. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, rakyat bisa bergerak dengan bebas ke mana saja.