Mohon tunggu...
Andre wahyusetyawan
Andre wahyusetyawan Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar/Ketua tim basket dan anggota band sekolah/No urut 2 "Cipta lagu" di Flsn2n tingkat kabupaten/Sekolah SMAN 1 Cerme

Saya suka bermain basket,membuat lirik lagu terkadang bermain musik,saya punya hobi juga menulis artikel di blog pribadi tentang pertandingan NBA dan terakhir saya terkadang suka melihat puisi

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

TREN AI: Menghidupkan Kenangan dan Merangkai kebersamaan

26 Agustus 2024   11:43 Diperbarui: 26 Agustus 2024   11:53 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

TikTok, sebagai salah satu platform media sosial terpopuler di dunia, selalu menawarkan tren-tren baru yang mencerminkan kemajuan teknologi dan perubahan budaya. Salah satu tren terbaru yang sedang menjadi perhatian adalah penggunaan kecerdasan buatan (AI) untuk tujuan yang sangat personal dan emosional: mengenang mereka yang telah meninggal dan menghidupkan kembali kenangan masa lalu yang berharga. Tren ini menunjukkan bagaimana teknologi bisa menyentuh hati dan memberikan pengalaman yang mendalam, terutama bagi mereka yang merindukan kehadiran orang-orang terkasih yang telah pergi.

Di era digital ini, kenangan sering kali diabadikan dalam bentuk foto dan video. Kehadiran AI membawa dimensi baru yang memungkinkan kita untuk melakukan lebih dari sekadar melihat kembali kenangan tersebut. Dengan bantuan AI, kita dapat "menghidupkan" kembali momen-momen spesial dari masa lalu dan merasakan kembali kehadiran mereka yang telah tiada. 

Teknologi ini tidak hanya memberi kita kesempatan untuk melihat wajah orang yang telah meninggal, tetapi juga memungkinkan kita mendengar suara mereka, membuat mereka seolah-olah hadir kembali dalam kehidupan kita meski hanya dalam bentuk digital. Fenomena ini memperkaya cara kita mengingat dan menghargai masa lalu, serta menawarkan cara baru untuk mengatasi rasa kehilangan.

Salah satu aspek yang paling menonjol dari tren ini adalah penggunaan teknologi AI untuk "menghidupkan" kembali wajah dan suara dari orang-orang yang telah meninggal. Melalui teknologi seperti deepfake dan voice cloning, pengguna dapat membuat video di mana orang yang telah tiada tampak berbicara atau melakukan tindakan tertentu seolah-olah mereka masih hidup. Meskipun kontroversial, banyak yang merasa tren ini membawa kenyamanan dan kedamaian karena dapat "berinteraksi" kembali dengan orang yang mereka cintai.

Selain itu, AI juga digunakan untuk meremajakan foto-foto lama atau bahkan mengubahnya menjadi video bergerak yang menghidupkan kembali momen-momen berharga dari masa lalu. Misalnya, foto-foto masa kecil, momen keluarga, atau peristiwa penting lainnya dapat direstorasi dan dianimasikan menggunakan teknologi AI, sehingga kenangan tersebut terasa lebih hidup dan nyata. Dengan demikian, AI menjadi alat yang kuat untuk merayakan masa lalu dan menjaga kenangan tersebut tetap abadi.

Namun, tren ini juga membawa dampak emosional yang mendalam dan menimbulkan diskusi sosial mengenai etika serta dampak psikologis dari "menghidupkan" kembali orang yang telah tiada. Bagi sebagian orang, melihat wajah dan mendengar suara dari orang terkasih yang telah meninggal bisa menjadi cara untuk mengatasi rasa kehilangan. Namun, bagi yang lain, ini bisa menjadi pengalaman yang mengganggu atau memperburuk kesedihan.

Teknologi AI di TikTok telah membuka cara baru untuk mengenang dan berhubungan dengan masa lalu serta mereka yang sudah tidak bersama kita lagi. Meski membawa tantangan etis dan emosional, tren ini menunjukkan bagaimana teknologi dapat digunakan untuk mempersatukan orang dalam cara yang belum pernah kita bayangkan. 

Namun, dalam setiap inovasi, penting bagi kita untuk mempertimbangkan dampaknya pada individu dan masyarakat luas, sehingga penggunaan teknologi seperti ini dapat memberikan manfaat yang positif tanpa mengabaikan sisi kemanusiaan kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun