Mohon tunggu...
Andrea Wiwandhana
Andrea Wiwandhana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Digital Marketer

Menggeluti bidang digital marketing, dan saat ini aktif membangun usaha di bidang manajemen reputasi digital. Spesialis dalam SEO, dan Optimasi Google Business.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Penipuan di Marketplace Makin Canggih: Waspadai Jerat Manis Testimoni Palsu

15 Januari 2025   09:17 Diperbarui: 15 Januari 2025   09:17 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Toko Oren (https://hipoin.com/informasi/toko-oren-itu-apa/)

Belanja online melalui marketplace besar seperti "toko oren" semakin menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat modern. Dengan berbagai kemudahan, diskon menarik, dan pilihan produk yang melimpah, sulit untuk tidak tergoda. Namun, di balik kenyamanan ini, ancaman penipuan terus mengintai. Yang lebih mengkhawatirkan, para penipu kini semakin canggih dalam menjebak korbannya, membuat kita semua harus lebih waspada.

Rekayasa Testimoni: Jerat Penipu yang Penuh Muslihat

Salah satu trik paling umum yang digunakan oleh penipu adalah memanfaatkan testimoni palsu. Jika Anda melihat toko online dengan ribuan ulasan bintang 4 dan 5, jangan langsung percaya. Menurut laporan Hipwee, ada banyak ciri testimoni palsu yang sering luput dari perhatian, seperti komentar berulang dengan kata-kata yang seragam, akun-akun tanpa foto profil, atau ulasan yang terlalu sempurna. 

Penipu bahkan memiliki strategi untuk menyembunyikan ulasan buruk. Review bintang 1 yang biasanya menjadi tanda peringatan justru hilang dari pandangan, membuat toko mereka terlihat terpercaya. Tidak jarang, mereka menawarkan bonus atau garansi jika pembeli memberikan bintang 5 langsung setelah menerima barang. Padahal, begitu uang Anda sampai ke tangan mereka, perjuangan untuk mendapatkan pengembalian atau ganti rugi bisa jadi cuma mimpi.

Penipuan Produk Oplosan yang Mengancam Konsumen

Kasus lain yang kerap terjadi adalah produk oplosan. Dalam laporan Bisnis Banten, makanan kucing oplosan menjadi salah satu contoh nyata betapa bahayanya praktik ini. Penjual mencampur produk asli dengan bahan lain yang lebih murah untuk mendapatkan keuntungan maksimal. Sayangnya, konsumen sering kali tidak sadar bahwa mereka membayar harga mahal untuk barang berkualitas rendah atau bahkan berbahaya.

Penipuan seperti ini tidak hanya merugikan secara finansial, tetapi juga bisa membahayakan keselamatan. Produk oplosan, terutama makanan atau barang yang digunakan sehari-hari, dapat membawa risiko kesehatan bagi pengguna.

Barang Rusak, Siapa yang Bertanggung Jawab?

Salah satu pengalaman pahit yang sering dikeluhkan konsumen adalah menerima barang dalam kondisi rusak. Di forum seperti Media Konsumen, banyak konsumen berbagi cerita tentang perjuangan mereka mendapatkan keadilan. Proses klaim pengembalian uang atau ganti rugi sering kali memakan waktu lama, dengan hasil yang tidak selalu memuaskan.

Dalam banyak kasus, penjual tidak mau bertanggung jawab atas barang yang rusak, dan pembeli justru dilempar-lemparkan ke pihak kurir atau platform marketplace. Ketika ini terjadi, konsumen sering merasa tidak berdaya, karena uang yang sudah mereka keluarkan tidak mungkin kembali dengan mudah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun