Namun, seperti halnya Bocor Alus Politik, Total Politik pun tidak luput dari kritik. Sebagian masyarakat merasa bahwa kanal ini cenderung membesar-besarkan capaian pemerintah dan kurang memberikan kritik yang obyektif terhadap kebijakan yang kontroversial. Ini membuat masyarakat yang kritis terhadap pemerintah merasa bahwa Total Politik lebih seperti media promosi politik, ketimbang kanal diskusi politik yang netral.
Selain membawa pandangan politik, kedua kanal ini juga sering membahas konsep-konsep budaya yang menjadi latar belakang pemikiran mereka. Salah satu yang sering dibahas adalah konsep Asian Values, atau nilai-nilai Asia yang menekankan pada kedisiplinan, kolektivitas, dan menghormati hierarki. Nilai ini menjadi landasan penting bagi banyak negara Asia, termasuk Indonesia, dalam memandang perkembangan politik dan sosial.
Dalam salah satu podcast-nya, Total Politik membahas konsep Asian Values ini dengan mengaitkannya dengan kebijakan-kebijakan pemerintah. Hal ini menegaskan posisi kanal ini yang mendukung kebijakan pemerintah dengan pendekatan nilai-nilai tradisional Asia, yang dianggap relevan dan sesuai dengan budaya Indonesia. Pendekatan ini memberikan daya tarik tersendiri bagi penonton yang merasa bahwa nilai-nilai Asia seharusnya menjadi panduan dalam menentukan arah politik dan kebijakan di Indonesia.
Sementara itu, Bocor Alus Politik cenderung lebih fokus pada isu-isu lokal yang lebih konkret, seperti permasalahan ekonomi rakyat dan hak-hak kaum pekerja. Meskipun tidak terlalu menyoroti Asian Values, kanal ini lebih mengutamakan bagaimana kebijakan-kebijakan dapat berdampak langsung terhadap kesejahteraan masyarakat, terutama masyarakat kelas bawah. Fokus pada isu-isu lokal ini menjadikan Bocor Alus Politik lebih mudah diterima oleh penonton yang mencari solusi konkret atas permasalahan yang mereka hadapi sehari-hari.
Dengan kehadiran kanal-kanal politik seperti Bocor Alus Politik dan Total Politik, masyarakat kini memiliki lebih banyak pilihan dalam mendapatkan informasi politik. Namun, dalam memilih dukungan, bijaklah untuk tetap berpikir kritis. Sebaiknya, masyarakat tidak hanya mengandalkan satu sumber informasi, melainkan mencari referensi dari berbagai kanal untuk mendapatkan pandangan yang lebih berimbang.
Terlebih, dengan adanya potensi keberpihakan pada partai atau koalisi tertentu, masyarakat harus memahami bahwa tidak semua yang disajikan oleh kanal-kanal tersebut selalu mencerminkan kebenaran obyektif. Ada kalanya, perspektif yang mereka tawarkan mengandung bias atau agenda tertentu yang sesuai dengan preferensi politik mereka. Oleh karena itu, masyarakat perlu mengembangkan sikap kritis dalam mencerna informasi, sehingga tidak mudah terbawa oleh narasi yang ingin dibangun oleh kanal-kanal tersebut.
Kehadiran Bocor Alus Politik dan Total Politik menambah keberagaman dalam media politik di Indonesia. Masing-masing kanal memiliki karakter dan pendekatan yang berbeda dalam membahas isu-isu politik, serta basis pendukung yang setia. Untuk mereka yang lebih mendukung PDIP dan isu-isu lokal, Bocor Alus Politik mungkin menjadi pilihan yang menarik. Di sisi lain, bagi pendukung koalisi pemerintah atau mereka yang menghargai Asian Values, Total Politik bisa menjadi referensi yang relevan.
Bagaimanapun, di tengah derasnya arus informasi, masyarakat harus bijak dalam menentukan pandangan politik mereka sendiri. Dengan memahami perbedaan perspektif dari berbagai kanal ini, kita bisa menjadi masyarakat yang lebih kritis, cerdas, dan berdaya dalam menentukan arah politik yang terbaik untuk Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H