Kierkegaard berbicara tentang fase hidup yang lebih tinggi, yang dia sebut sebagai tahap etis dan religius. Dalam tahap ini, seseorang tidak lagi mengejar kepuasan dari hal-hal duniawi semata, tetapi dari tanggung jawab moral dan hubungan yang mendalam dengan sesuatu yang lebih besar dari dirinya sendiri. Ini bisa berupa pelayanan kepada orang lain, komitmen terhadap nilai-nilai yang lebih tinggi, atau pencarian spiritual yang memberikan makna yang lebih dalam bagi hidup.
Jika kita ingin keluar dari jeratan konsumerisme yang hanya memberikan kebahagiaan sementara, kita harus mulai mencari makna yang lebih dalam dalam tindakan dan pilihan kita. Ini bukan berarti kita harus meninggalkan semua hal material, tetapi kita harus lebih sadar tentang apa yang benar-benar penting dalam hidup kita. Apakah kita benar-benar perlu membeli barang-barang mahal untuk merasa bahagia? Apakah pencapaian kita diukur dari apa yang bisa kita tunjukkan di media sosial, atau dari dampak positif yang bisa kita berikan kepada orang lain?
Di tengah arus konsumerisme yang semakin deras, sangat mudah bagi kita untuk terjebak dalam capaian palsu yang hanya bersifat permukaan. Kita hidup dalam dunia di mana pencitraan dan pengakuan sosial sering kali menjadi standar keberhasilan. Namun, penting bagi kita untuk mengingat bahwa kebahagiaan sejati tidak bisa dibeli dengan uang atau dipamerkan di media sosial.
Capaian sejati datang dari usaha nyata, bukan dari pencitraan. Apakah itu dalam bentuk kerja keras yang menghasilkan sesuatu yang berdampak positif, atau dalam bentuk komitmen terhadap nilai-nilai yang lebih tinggi, kita harus mencari makna yang lebih dalam dalam hidup kita. Hanya dengan begitu kita bisa menemukan kebahagiaan yang lebih tahan lama, yang tidak tergantung pada apa yang kita miliki, tetapi pada siapa kita sebagai individu.
Dalam dunia yang semakin terobsesi dengan estetika dan citra, penting untuk tetap memegang prinsip bahwa pencapaian sejati tidak datang dari apa yang terlihat, tetapi dari apa yang kita lakukan dan bagaimana kita memengaruhi orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H