Mohon tunggu...
Andrea Wiwandhana
Andrea Wiwandhana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Digital Marketer

Menggeluti bidang digital marketing, dan saat ini aktif membangun usaha di bidang manajemen reputasi digital. Spesialis dalam SEO, dan Optimasi Google Business.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Vuvuzela, Terompet Afrika Selatan yang Lebih Berisik dari Pesawat Jet Pribadi

17 September 2024   19:38 Diperbarui: 17 September 2024   19:41 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Smithsonian Magazine

Meski demikian, di Afrika Selatan, vuvuzela tetap menjadi simbol nasional yang erat kaitannya dengan budaya sepak bola lokal. Para penggemar sepak bola di negara tersebut masih sering menggunakan vuvuzela di pertandingan domestik, meskipun dengan intensitas yang lebih rendah dibandingkan saat Piala Dunia 2010. Bagi mereka, vuvuzela bukan sekadar alat musik, melainkan ekspresi dari semangat dan kebanggaan sebagai warga Afrika Selatan.

Vuvuzela mungkin tidak lagi mendominasi stadion sepak bola internasional, tetapi warisan alat ini dalam sejarah Piala Dunia tidak bisa diabaikan. Piala Dunia 2010 tidak hanya dikenang karena aksi di lapangan, tetapi juga karena suara khas vuvuzela yang membuat turnamen ini berbeda dari edisi-edisi sebelumnya. Di satu sisi, vuvuzela berhasil menghadirkan nuansa lokal Afrika Selatan ke dalam turnamen global, mengingatkan dunia akan kekayaan budaya dan tradisi negara tersebut.

Namun di sisi lain, bagi banyak orang, vuvuzela tetap menjadi simbol dari kebisingan yang mengganggu dan mengurangi kenikmatan menonton sepak bola. Meski begitu, tak bisa dipungkiri bahwa alat ini telah menjadi bagian dari sejarah sepak bola dan meninggalkan kesan yang mendalam, baik bagi para penonton maupun pemain yang terlibat.

Dalam beberapa dekade mendatang, ketika orang mengenang Piala Dunia 2010, suara vuvuzela pasti akan menjadi salah satu hal yang paling diingat. Meskipun mungkin sebagian orang merasa lega karena alat ini tidak lagi banyak digunakan di pertandingan sepak bola internasional, bagi masyarakat Afrika Selatan, vuvuzela tetap menjadi alat yang penuh makna dan kebanggaan.

Vuvuzela mungkin dikenal sebagai alat musik yang bising dan kontroversial, tetapi di balik suaranya yang memekakkan telinga, terdapat sejarah dan makna yang mendalam bagi masyarakat Afrika Selatan. Dalam konteks Piala Dunia 2010, vuvuzela menjadi simbol kebanggaan nasional yang membawa nuansa lokal ke panggung dunia. Meskipun banyak kritik terhadap kebisingan yang dihasilkan oleh alat ini, vuvuzela tetap menjadi bagian penting dari warisan Piala Dunia dan budaya sepak bola di Afrika Selatan.

Bagi sebagian orang, vuvuzela mungkin hanya alat yang mengganggu, namun bagi yang lain, itu adalah suara dari semangat, kebersamaan, dan kebanggaan. Pada akhirnya, vuvuzela lebih dari sekadar terompet plastik; itu adalah simbol dari bagaimana suara bisa menciptakan kenangan yang tak terlupakan dalam sejarah olahraga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun