Mohon tunggu...
Andrea Wiwandhana
Andrea Wiwandhana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Digital Marketer

Menggeluti bidang digital marketing, dan saat ini aktif membangun usaha di bidang manajemen reputasi digital. Spesialis dalam SEO, dan Optimasi Google Business.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Owa Jawa: Raja Hutan Gunung Puntang yang Mulai Tersingkirkan

9 September 2024   11:33 Diperbarui: 9 September 2024   11:44 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bali Safari and Marine Park

Di balik keindahan alam Gunung Puntang, terdapat kisah memilukan tentang salah satu penghuni hutan yang terancam punah: Owa Jawa (Hylobates moloch). Primata endemik yang dulu berjaya dan menjadi penguasa hutan di pegunungan ini, kini menghadapi berbagai ancaman yang membuat populasinya semakin menurun. 

Owa Jawa, yang sering disebut sebagai "Raja Gunung Puntang", perlahan mulai tersingkir dari habitat aslinya akibat perburuan, deforestasi, dan aktivitas manusia lainnya.

Upaya konservasi untuk menyelamatkan spesies ini telah dilakukan oleh berbagai pihak, termasuk yayasan konservasi seperti Yayasan Owa Jawa yang berkolaborasi dengan Pertamina, serta program pemulihan habitat yang dilakukan di Gunung Puntang. Namun, tantangan yang dihadapi masih sangat besar, dan waktu semakin mendesak untuk menyelamatkan primata langka ini sebelum terlambat.

Owa Jawa adalah spesies primata endemik Jawa Barat yang memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem hutan. Sebagai hewan arboreal, mereka berperan sebagai agen penyebar biji yang membantu regenerasi hutan tropis. 

Sayangnya, seperti yang sering terjadi pada satwa liar lainnya, habitat alami Owa Jawa terus mengalami penyusutan akibat penebangan hutan untuk membuka lahan perkebunan, pertanian, dan pembangunan infrastruktur.

Deforestasi di kawasan pegunungan seperti Gunung Puntang telah memaksa Owa Jawa keluar dari habitat aslinya dan mencari tempat perlindungan baru. Perburuan ilegal juga menjadi ancaman serius bagi spesies ini. Banyak Owa Jawa yang diburu untuk dijadikan hewan peliharaan, atau terjerat dalam perangkap yang dipasang oleh pemburu liar. Populasi Owa Jawa yang dulunya cukup besar, kini tinggal beberapa ratus individu di alam liar, dengan perkiraan bahwa spesies ini mungkin akan mengalami kepunahan dalam beberapa dekade mendatang jika tidak ada tindakan nyata untuk melindungi mereka.

Berbagai upaya konservasi telah dilakukan untuk menyelamatkan Owa Jawa dari ambang kepunahan. Salah satu program paling signifikan adalah konservasi di Gunung Puntang, yang bertujuan untuk memulihkan habitat alami mereka dan melepaskan Owa Jawa kembali ke alam liar. Program ini dipelopori oleh Yayasan Owa Jawa, dengan dukungan dari Pertamina dan pemerintah setempat.

Seperti yang dilaporkan oleh Katadata, kegiatan konservasi di Gunung Puntang meliputi penanaman kembali pohon-pohon yang sebelumnya ditebang, serta pemantauan ketat terhadap aktivitas manusia yang dapat merusak habitat tersebut. Pemulihan hutan ini sangat penting, karena Owa Jawa membutuhkan kanopi hutan yang lebat untuk bergerak dan mencari makanan.

Selain itu, kegiatan pelepasliaran Owa Jawa yang telah dipulihkan dari pusat rehabilitasi juga menjadi bagian penting dari program ini. Sebelum dilepasliarkan, Owa Jawa yang telah mengalami trauma akibat perburuan dan pengurungan akan menjalani proses rehabilitasi untuk memastikan mereka bisa beradaptasi kembali di alam liar. Metrotv melaporkan bahwa salah satu pelepasliaran Owa Jawa di Gunung Puntang berlangsung pada tahun lalu, dengan harapan dapat meningkatkan populasi mereka di alam bebas.

Selain itu, meskipun beberapa individu Owa Jawa telah dilepasliarkan, tidak semua dari mereka berhasil beradaptasi dengan baik di alam liar. Faktor lain seperti kurangnya sumber makanan alami, kerusakan hutan yang masih berlangsung, serta ancaman predator dan perburuan, membuat banyak Owa Jawa kesulitan untuk bertahan hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun