Minum susu kerap dikaitkan dengan masa kecil, tetapi seiring bertambahnya usia, banyak orang dewasa berhenti mengonsumsinya secara rutin. Fenomena ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik biologis maupun budaya, yang telah mengubah pandangan kita tentang susu.
Secara biologis, tubuh manusia secara alami mulai memproduksi lebih sedikit enzim laktase---yang bertanggung jawab untuk mencerna laktosa dalam susu---seiring bertambahnya usia. Hal ini dapat menyebabkan intoleransi laktosa, di mana konsumsi susu menyebabkan ketidaknyamanan pencernaan seperti kembung, gas, atau diare. Oleh karena itu, bagi banyak orang dewasa, susu menjadi minuman yang mereka hindari untuk menjaga kenyamanan pencernaan mereka.
Selain itu, perubahan budaya dan diet juga mempengaruhi penurunan konsumsi susu di kalangan orang dewasa. Di masa lalu, susu dipromosikan sebagai sumber utama kalsium dan vitamin D untuk mendukung kesehatan tulang. Namun, dengan semakin banyaknya variasi makanan dan suplemen yang tersedia, kebutuhan akan susu sebagai satu-satunya sumber nutrisi ini semakin berkurang. Selain itu, kampanye promosi susu yang dulu kuat, seperti iklan "Got Milk?" di Amerika Serikat, tidak lagi begitu dominan, dan ini berkontribusi pada perubahan pola konsumsi susu di kalangan orang dewasa.
Ada juga alasan psikologis di balik berkurangnya konsumsi susu di kalangan orang dewasa. Minum susu sering kali diasosiasikan dengan masa kanak-kanak, dan beberapa orang dewasa merasa bahwa minum susu adalah hal yang kekanak-kanakan atau tidak cocok dengan citra diri mereka sebagai orang dewasa. Sebagian orang bahkan melihat minum susu sebagai kebiasaan yang ketinggalan zaman atau tidak lagi relevan dengan gaya hidup modern.
Namun, tidak semua orang dewasa sepenuhnya meninggalkan susu. Di beberapa budaya, susu tetap menjadi bagian penting dari diet sehari-hari, baik itu sebagai bahan dasar minuman lain, seperti kopi susu, atau sebagai bahan utama dalam makanan olahan seperti keju, yogurt, dan es krim. Di negara-negara dengan tradisi peternakan yang kuat, minum susu bahkan mungkin tetap menjadi kebiasaan yang diteruskan dari generasi ke generasi.
Meski begitu, dengan semakin berkembangnya pilihan susu nabati seperti susu almond, susu oat, dan susu kedelai, banyak orang dewasa beralih ke alternatif ini yang dianggap lebih ramah lingkungan dan lebih sesuai dengan gaya hidup modern yang sehat. Susu nabati juga menawarkan pilihan bagi mereka yang intoleran laktosa atau yang memilih untuk tidak mengonsumsi produk hewani.
Dengan demikian, alasan mengapa banyak orang dewasa tidak lagi minum susu bervariasi, mulai dari alasan biologis hingga perubahan budaya dan psikologis. Di tengah tren ini, industri susu harus terus beradaptasi dengan perubahan preferensi konsumen, sementara individu perlu mengevaluasi pilihan diet mereka berdasarkan kebutuhan dan preferensi pribadi mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H