Privilege atau abuse

Menjelang persimpangan jalan dekat  kantor KODIM Tangerang siang hari dan terhambat antrian yang cukup panjang dibanding hari hari biasa. Hampir semua jenis kendaraan berhenti, belum terlihat penyebabnya. Wase tidak menunjukkan warna merah, jadi mungkin belum lama dan belum ada yang memberikan laporan keadaan. Bagian badan jalan sebelah kiri mengalir lamban kearah Tangerang seperti biasa. Bundaran putaran tepat di persimpangan jalan penuh juga dengan segala jenis kendaraan yang terhenti..... Demo? Hari gini belum musim. Nanti dekat May-day atau saat penyusunan anggaran baru mungkin ada demo. ....Kecelakaan? semoga jangan, siang terlalu terik untuk ada kecelakaan.

Selepas persimpangan masih mengalir lamban. Angkot dan kendaraan "nakal" ambil kesempatan belok kembali ke persimpangan semakin menghambat aliran kendaraan. Bagian kiri jalan yang arah sebaliknya, yang berada tepat didepan kantor KODIM terlihat lengang...kontras sekali dengan semua kemacetan ini. Tiba tiba mobil mewah dengan lampu biru diatas dashboard berjalan kencang diikuti beberapa mobil lain melewati jalan yang terlihat sepi tersebut. Terjawab sudah penyebab macetnya.... ada yang mau lewat dan tidak ingin berjalan lambat.....

Siang siang jadi penasaran dengan arti kata privilege. Menurut Oxford online dictionary, privilege pengecualian yang diberikan kepada seseorang atas kewajiban yang seharusnya dilakukan. Rasanya artinya tidak terlalu pas dengan pengalaman yang baru terlihat tadi, kewajiban yang lain adalah mematuhi aturan lalu lintas sementara bapak/ibu tadi juga mematuhi aturan lalu lintas...jadi tidak dikecualikan. Aturannya jalan dikiri dan boleh dengan kecepatan tinggi saat memungkinkan. Laaa tadi sangat memungkinkan...wong jalannya kosong bahkan sangat lengang... atau dikosongkan?

Bagaimana dengan arti abuse di kamus. Rasanya ini pas dengan pengalaman tadi.... menurut kamus, abuse berarti menggunakan sesuatu  yang ber akibat buruk atau dengan tujuan buruk. Pas banget kan? Beliau yang dikawal tadi tidak dikecualikan dari semua peraturan, cuman pada saat penerapan peraturan tersebut, beliau mengakibatkan hal buruk bagi semua pengendara yang melintas di jalan tersebut. Apakah bertujuan buruk? nggak.... cuma akibatnya saja buruk.

Pertanyaannya adalah seberapa takutnya beliau beliau ini dengan pengalaman macet? Waktu memang cuman 24 jam, dan semua juga cuma punya waktu 24 jam dan perlu mengatur semua kegiatannya dalam batasan waktu tersebut. Jika memang harus berkegiatan dibeberapa tempat dan memang harus menghadapi macet, mengapa tidak membuat jadwal yang memang memungkinkan untuk melakukan semua itu tanpa membuat orang lain menderita akibat abusing yang dilakukan? Dengan semua kelebihan [privilege yang dimiliki] masihkan beliau beliau ini perlu melakukan dengan berlebihan [abuse] ? Ajudan banyak, asisten banyak, pengawal banyak, kekuasaan tinggi.... seharusnya semua jadwal bisa diatur agar saat berpindah dari satu tempat ke tempat lain, tidak perlu mengharuskan orang lain untuk lebih sengsara dengan segala kemacetan tambahan.

aaaaah sudahlah, waktunya berjalan ketempat meeting berikutnya ...selamat siang