Mohon tunggu...
andreas sinaga
andreas sinaga Mohon Tunggu... -

sumpah

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Kenapa Anas Tidak Membantah Keterangan Nazarudin?

25 Februari 2013   09:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:43 3103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1361789814134509286

[caption id="attachment_245555" align="aligncenter" width="619" caption="Ilustrasi/Admin (kompas.com)"][/caption] Setelah gelar perkara yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Jum'at yang lalu akhirnya menetapkan Anas Urbaningrum menjadi tersangka terhadap kasus proyek Hambalang. Kasus korupsi yang sebelumnya menjerat Mantan Bendahara Umum Nazarudin, kemudian Angelina Sondakh, dan Andi Malarangeng Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga. Ditetapkannya Anas Urbaningrung (AU) ini merupakan hasil dari kicauan Nazarudin yang sempat buron dan ditangkap di Kolombia. Kicauan Nazarudin ini tidak hanya menjerat Anas saja, tetapi juga Angelina Sondakh dan Andi Malarangeng, yang sebelumnya sudah ditetapkan menjadi tersangka. Berkaitan dengan ucapan Nazarudin yang kerap kali menuduh Anas selalu dimentahkan olehnya, padahal Nazarudin beberapa kali mengatakan Anas terlibat, seperti yang saya kutip perkataan Nazarudin di salah satu media online. "Beberapa dokumen waktu Anas di Casablanca, terus beberapa dokumen tentang transaksi proyek Hambalang yang langsung dipakai oleh kepentingan Anas pribadi atau yang dipakai untuk kepentingan Anas di Kongres Partai Demokrat yang memenangkan Anas," ujar Nazarudin beberapa waktu lalu. Kemudian Nazarudin juga mengatakan bahwa sebagian dari uang Rp1.2 triliun dipakai untuk membayar Hotel Sultan, iklan pencalonan Anas di televisi, dan nazar juga tidak hanya mengoceh saja, melainkan telah memberikan bukti-bukti otentik ke penyidik di KPK. "Semua itu sudah ada bukti dikasihkan ke penyidik," kata Nazar di salah satu media online beberapa waktu lalu. Tapi sayangnya dan anehnya, dari ditetapkannya Nazar menjadi tersangka, kemudian seringnya Nazar melontarkan nyanyian-nyanyian tentang keterlibatan Anas Urbaningrum, sampai ditetapkanya Anas menjadi tersangka, tidak juga ada pernyataan resmi dari Anas yang membantah keterangan-keterangan atau kicauan dari Nazar tersebut, malah anehnya, Anas justru menuduh KPK ditunggangi oleh kepentingan politik, dan sadisnya KPK dituding terlibat konspirasi politik, di mana pernyataannya sama persis ketika President PKS LHI ditetapkan menjadi tersangka untuk kasus korupsi pengadaan impor daging sapi, tapi nyatanya tudingan tersebut tidak terbukti. Kenapa saya bilang aneh? Karena sampai detik ini Anas tidak sama sekali secara terang-terangan membantah pernyataan Nazarudin, dan tidak hanya pernyataan saja yang dilontarkan, melainkan dibarengi dengan bukti-bukti yang sekarang sudah dipegang KPK. Dan anehnya lagi, setelah ditetapkannya menjadi tersangka Anas justru menuding ada kekuatan politik yang besar dimana menunggangi KPK, ada apakah dibalik tudingan tersebut? Kalau dirunut kembali, Komisi Pemberantasan Korupsi merupakan produk hukum, yang setiap keputusannya merupakan berkaitan dengan hukum, dan sama-sama kita ketahui bahwa track record KPK selama ini bisa dibilang independent dan tidak bisa ditunggangi oleh pihak mana pun, jadi tudingan Anas yang seakan-akan KPK ditunggangi merupakan kesalahan besar dan tidak bisa dipertanggungjawabkan. Bahkan saya mengira dan menduga-duga, sikap Anas yang diam dan tidak membantah kicauan Nazarudin malah justru menuduh KPK ditunggangi kekuatan politik yang besar merupakan upayanya untuk mengalihkan isu dan perhatian masyarakat terhadap kasus korupsi yang mega proyek tersebut yaitu proyek Hambalang. Dan apabila benar perkiraan saya tersebut, sungguh naif sekali apa yang dilakukan Anas tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun