Rini Soemarno kebakaran jenggot. Meski sebenarnya, menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu tidak punya jenggot.
Rupiah terus melemah terhadap dollar AS. Sedangkan di sisi lain, banyak utang BUMN dalam bentuk dollar AS. Selain itu, impor migas oleh Pertamina juga dalam bentuk Dollar AS.
Menguatnya dollar AS terhadap Rupiah, akan memberikan tekanan pada BUMN. Padahal  saat ini, BUMN merupakan pasukan utama pembangunan pemerintah. Mereka diberi penugasan untuk membangun infrastrktur dan juga membiayainya.
Oleh karena itu, tak heran bila kemarin Rini Soemarno mengultimatum seluruh jajaran BUMN. Rini meminta perusahaan BUMN yang melakukan kegiatan ekspor untuk menjaga pendapatan dolar dari hasil ekspor yang dimiliki. Sekaligus untuk menukarkan dolarnya kepada negara untuk menambah devisa negara.
Rini juga mendorong PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN untuk menggunakan mobile power plan yang bisa menggunakan bahan bakar CPO. Menurut Rini, saat ini sudah ada alat yang bisa mengkonversi CPO menjadi energi bahan bakar sehingga bisa membantu mengurangi ketergantungan terhadap solar.
Pesan khusus Rini kepada BUMN itu bisa dilihat dengan perspektif bahwa BUMN adalah pemain penting dalam hal pelemahan kurs Rupiah saat ini. Ada dampak besar terhadap BUMN bila Rupiah terus melemah.
Semoga saja dengan 'ultimatum' Rini kemarin, BUMN bisa nurut dan mengantisipasi pelemahan Rupiah. Bila tidak, publik akan bisa bertanya-tanya. Mengapa BUMN terkesan diam saja dengan Rupiah yang terus melemah.
Wallahualam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H