Mohon tunggu...
Andreaschandra2001 chandra
Andreaschandra2001 chandra Mohon Tunggu... Mahasiswa - saya merupakan mahasiswa,dan saya aktif berorganisasi dan menulis

Saya,Andreas Chandra,adalah seorang penulis,dan seorang mahasiswa Fakultas Hukum,Saya sering menyoroti apa yang saat ini sedang terjadi di negeri ini,s,aya percaya bahwa tulisan bisa menyuarakan para kaum yang tertindas dan saya juga sanggat menyukai analisis,riset dan juga kerangka berfikif saya sanggat yakin bahwa dengan menulis kita bisa menjadi manusia yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Peran penting pemerintah dalam menanggulangi penyakit korupsi

8 Februari 2025   16:58 Diperbarui: 8 Februari 2025   16:58 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                                                                                                                        Andreas Chandra

Korupsi adalah penyakit yang menggerogoti sendi-sendi kehidupan bangsa. Layaknya kanker stadium akhir, korupsi telah menyusup ke dalam sistem pemerintahan, lembaga hukum, bahkan kehidupan sosial masyarakat. Bukan hanya merugikan negara secara ekonomi, tetapi juga menghancurkan moralitas dan kepercayaan rakyat terhadap pemimpinnya. Dalam situasi yang semakin parah ini, pemerintah memiliki peran krusial dalam menanggulangi korupsi. Jika tidak, bangsa ini akan terus terperosok dalam lingkaran setan korupsi yang sulit diputus.

Pemerintah sebagai Garda Terdepan

Pemerintah tidak boleh hanya menjadi penonton dalam perang melawan korupsi. Mereka harus menjadi garda terdepan yang memimpin dengan keteladanan dan ketegasan. Bagaimana mungkin rakyat diminta untuk hidup jujur jika para pejabatnya justru menjadi aktor utama dalam praktik korupsi? Kepemimpinan yang bersih, transparan, dan berintegritas adalah syarat mutlak dalam pemberantasan korupsi. Jika pemimpin korup, maka kebijakan yang dihasilkan hanya akan menjadi ilusi tanpa perubahan nyata.

Penegakan Hukum yang Tegas, Bukan Basa-Basi

Penegakan hukum yang tegas adalah kunci utama dalam memutus rantai korupsi. Namun, yang sering terjadi di negeri ini adalah hukum yang tajam ke bawah tapi tumpul ke atas. Kasus-kasus korupsi yang melibatkan rakyat kecil dengan cepat diproses dan dijatuhi hukuman berat, sementara pejabat tinggi yang tertangkap tangan justru mendapat perlakuan istimewa. Hukum tidak boleh menjadi alat bagi para penguasa untuk melindungi diri sendiri. Hukuman berat, termasuk penyitaan aset hingga hukuman seumur hidup, harus diterapkan tanpa pandang bulu.

Revolusi Birokrasi Hilangkan Peluang Korupsi

Korupsi tidak akan tumbuh subur jika sistem birokrasi yang ada tidak memberikan celah untuk praktik kotor tersebut. Pemerintah harus melakukan reformasi birokrasi total, mulai dari digitalisasi layanan publik hingga pengawasan ketat terhadap penggunaan anggaran. Sistem yang transparan dan akuntabel akan mempersempit ruang bagi pejabat nakal untuk bermain dengan uang rakyat. Tidak ada lagi pungutan liar, tidak ada lagi dana proyek yang bocor, dan tidak ada lagi permainan anggaran yang hanya menguntungkan segelintir orang.

Edukasi dan Budaya Antikorupsi

Menanggulangi korupsi bukan hanya tugas aparat penegak hukum, tetapi juga memerlukan perubahan pola pikir masyarakat. Pemerintah harus aktif mengedukasi masyarakat tentang bahaya korupsi sejak dini. Pendidikan antikorupsi harus menjadi kurikulum wajib di sekolah-sekolah, agar generasi mendatang tumbuh dengan nilai-nilai kejujuran dan integritas. Jika tidak, kita hanya akan melahirkan generasi baru yang tetap menganggap korupsi sebagai hal yang lumrah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun