Mohon tunggu...
Andreas Bordes Febrianurdi
Andreas Bordes Febrianurdi Mohon Tunggu... -

Motivator

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar itu (seharusnya) Menyenangkan

20 Mei 2015   20:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:46 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Ketika sekolah dulu, saya merupakan seorang student-athlete , di mana saya merupakan seorang pelajar juga pemain basket. Saya sangat cinta bermain basket hingga lolos DBL World Camp 2010 di DBL Arena Surabaya. Tapi sekarang saya sudah “pensiun”, tetapi tetap mencintai dunia olahraga karena saya belajar banyak dari olahraga untuk diterapkan dalam hidup.

Salah satu prinsipnya, kita bermain bukan karena disuruh orang lain, ataupun ikut ikutan orang lain, kita bermain basket karena suka dan enjoy! Sehingga kita bisa menguasai olahraga yang kita jalani. Begitu juga dalam proses belajar, bagaimana bisa kita menjadi yang terbaik dari suatu bidang, tetapi tidak menikmati ketika belajar hal tersebut.

Untuk menikmati pembelajaran, ada dua faktor, yang pertama faktor dalam diri. Jika seseorang sudah memiliki minat dalam suatu bidang, tidak usah diminta pun ia akan dengan suka cita dan proaktif belajar sendiri untuk menguasai bidang tersebut.

Yang kedua adalah dari guru atau dosen  atau fasilitator yang mengajar. Saya beruntung mendapatkan pengalaman berada di kelas Entrepreneurship Curiculum yang pengajar nya adalah Bu Yuvencia Yunita. Beliau mampu membangkitkan minat belajar mahasiswa nya, dan membuat proses belajar menjadi menyenangkan.

Ada dua prinsip yang saya pelajari dari Beliau. Yang pertama adalah guru yang baik, tidak hanya mengajar satu arah. Banyak guru yang “konvensional” hanya memberikan materi lalu selesai, tidak peduli muridnya mendengarkan atau tidak. Atau mungkin ada yang masuk kelas, hanya menuliskan di papan tulis dengan kapur, lalu selesai? Itu yang pernah saya alami ketika SD. Hehehe.

Tapi sebuah pembelajaran yang baik, guru maupun murid nya harus saling terlibat dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Guru tidak memberikan langsung semua materi. Tetapi memberikan sedikit, lalu para murid yang mengeksplor. Setelah mereka mengeksplor dan membuat sebuah kesimpulan, guru tersebut baru akan memberikan pandangan yang lebih utuh. Penting juga, sebagai pendidik, kita juga harus mau open mind, terbuka dengan apa yang dibicarakan murid. Karena murid jaman sekarang tidak kalah canggih nya, hanya dengan membuka internet, ia bisa tahu banyak hal.

Yang kedua adalah mengenai pentingnya purpose. Bayangin deh, misalnya ada dua orang, anggap saja a dan b, a ini bekerja hanya untuk uang. Sedangkan b bekerja karena untuk membiayai keluarga nya. Kira kira mana yang lebih semangat? Tentunya B, karena ia memiliki purpose atau alasan yang kuat.

Begitu juga dalam belajar. Ketika kita belajar, agar jauh lebih semangat, kita harus mengetahui, kenapa kok kita belajar hal ini? Atau mungkin Anda bisa bertanya, dari pelajaran ini, apa yang bisa saya manfaatkan untuk masa depan saya?

Jadi kita kaitkan pembelajaran masa kini, dengan masa depan. sehingga kita menjadi jauh lebih semangat. Seperti saya sangat suka belajar psikologi, pengembangan diri, dan bisnis. Alasan yang pertama adalah karena itu adalah passion saya. yang kedua adalah, saya merasa pelajaran itu sangat penting bagi saya dalam hidup. Saya ingin menjadi lebih baik setiap harinya, saya ingin menjadi role model positif bagi orang lain. Saya ingin bisa menolong orang lain menjadi lebih baik, lebih percaya diri, lebih optimis, lebih sukses, bisa mencapai tujuan hidupnya, menjadi versi terbaik dalam dirinya, hidup lebih puas dalam hidup, dan hidup dalam hal yang benar benar ia cintai. Maka saya harus belajar psikologi dan pengembangan diri.

Yang kedua adalah bisnis. Saya belajar hal itu karena saya suka tantangan. Dan menurut saya, bisnis adalah suatu hal yang sexy. Di mana ketika saya belajar, saya menjadi dituntut untuk belajar banyak hal, dari marketing, human resource, leadership, coaching, akutansi. Memang tidak mudah, tapi saya bertumbuh ketika berbisnis. Menjadi lebih baik lagi. Dan itu terkait dengan value yang paling penting dalam diri saya, yaitu growing. Saya ketagihan berbisnis. Tidak jarang, saya juga rugi, tetapi selama saya belajar sesuatu yang bermanfaat, itu menjadi tidak masalah. Saya justru menganggap itu adalah “biaya pembelajaran”. Juga satu lagi, ketika berbisnis, saya tidak menambah pengangguran karena saya bisa memberikan lapangan kerja dan rejeki kepada orang lain, juga pada diri saya sendiri.

Itu passion saya, sehingga sungguh menyenangkan bisa hidup dari passion. Dan ketika kita menemukan passion kita, dan hidup di dalamnya kita akan menjadi jauh lebih semangat. Setiap hari selalu terasa seru! Bangun tidur dengan penuh antusias pula.

Sama juga penerapannya dengan kita sebagai pengajar, kita harus bisa mengkaitkan apa yang murid pelajari dengan manfaat nya di masa depan. ketika kita bisa mengkaitkan, bahkan mengenai value paling penting dalam dirinya, mereka akan jauh lebih semangat belajar.

Misalnya seorang anak yang malas berbahasa Inggris. Kita bisa memotivasi dengan cara, mengkaitkan dengan kepentingannya. Bisa tanya seperti ini, “Kata nya jagoin Chelsea, mau nonton Chelsea di Inggris ga? Kira kira kalau ke sana ga bisa bahasa Inggris bagaimana?” dengan seperti itu seseorang akan menjadi jauh lebih termotivasi. Karena terkait dengan purpose nya.

Dan ketika seseorang tahu purpose nya kenapa dia harus belajar, proses pembelajaran akan terasa lebih menyenangkan.

Itulah yang saya pelajari. Walaupun terbaca seperti curhat, yang penting membawa manfaat. Hehehe.

Kalau misalnya Anda ingin membaca tulisan tulisan saya lainnya, bisa klik CatatanSukses.com . beberapa hari yang lalu saya baru saja review seminar dari Anthony Robbins (Pelatih Sukses no 1 di Dunia).

Semoga tulisan saya ini bermanfaat! Salam Dahsyat!

Andreas Bordes

Penulis Buku Rahasia menjadi Pribadi Dahsyat

CatatanSukses.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun