Mohon tunggu...
Andreas Andra
Andreas Andra Mohon Tunggu...

saya tinggal di Kalasan Yogyakarta, saya menyukai traveling, hunting foto2 alam

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Eksotisme Merapi yang Mengancam tetapi Menghidupi

16 Januari 2012   23:51 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:48 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Erupsi Gunung Merapi 2010

Gunung Merapi, siapa yang tidak kenal dengan gunung yang merupakan salah satu gunung paling aktif di dunia ini. Kegagahannya yang menjulang tinggi besar seakan menunjukkan keberadaannya di tengah masyarakat, gunung yang berada di antara provinsi D.I. Yogyakarta dan Jawa Tengah ini memang berada di jalur cincin api nusantara. Gunung yang pada saat erupsi slalu disebut-sebut dengan jargon "Merapi tak Pernah Ingkar Janji" ini memang sangat eksotis pemandangan alamnya, maka tidak heran jika banyak wisatawan yang ingin menginjakkan kakinya di sini. Saya sendiri adalah warga Sleman Yogyakarta, gunung tersebut berdiri gagah sekitar 25 kilometer dari tempat tinggal saya. Walaupun jaraknya cukup jauh tapi Merapi tetap tampak gagah dan indah dari rumah saya, sudah berulang kali saya menginjakkan kaki di gunung ini, baik saat dalam kondisi aman ataupun saat sedang 'batuk' atau erupsi. Keindahan alamnya membuat saya terpikat karena saya yang hobby fotografi dimanjakan dengan keeksotisannya setiap saat. Berada di lerengnya saja Merapi telah menyambut dengan udara kkhasnya yaitu dingin, terlebih saat malam hari, tapi bukan saat erupsi tentunya. Makin ke atas kita akan disambut oleh deretan hutan yang lebat, jika kita naik menuju tempat wisata Kaliurang di perjalanan kita akan menjumpai puluhan penginapan/villa yang menawarkan fasilitas-fasilitasnya dengan harga terjangkau, dan di Kaliurangnya kita akan disuguhi sebuah air terjun dan pemandian yang bernama Telaga Putri, di situ kita juga akan digoda oleh sekawanan monyet-monyet liar yang hidup di hutan Merapi. Jika kita melalui jalur lain yaitu melalui Kali Adem dan Kali Kuning, tentunya tidak akan melewatkan Taman Nasional Gunung Merapi yang amat luas itu, deretan hutan pinus yang terbelah sungai-sungai dari Merapi akan membuat kita takjub akan keindahan dan keasriannya.

13267522691285024073
13267522691285024073
hutan pinus di Kali Kuning kaki gunung Merapi
1326752449212529032
1326752449212529032
sabo dam Kali Kuning tempat aliran lahar dingin Merapi

Naik lagi perjalanan kita dari temapat ini kita akan sampai di desa terakhir yang berada paling atas dari Gunung Merapi, desa ini bernama Kinahrejo, tentu kita sudah familiar dengan desa ini, desa yang merupakan daerah tempat tinggal almarhum juru kunci Merapi yang bernama Mbah Maridjan yang  meninggal saat erupsi hebat tahun 2010 yang lalu karena terjangan awan panas/wedhus gembel dan material Merapi. Lokasi desa ini hanya sekitar 4 kilometer dari puncak gunung Merapi, tahun 2010 kemarin desa yang asri ini luluh lantah tersapu awan panas dan material dari Merapi yang mengakibatkan hilangnya beberapa nyawa manusia termasuk sang juru kunci dan wartawan media elektronik yang sedang akan menyelamatkan Mbah Maridjan. Letusan terkahir kemarin memang cukup dasyat karena radius awan panasnya mencapai 20 kilometer jauhnya dari puncak Merapi, wargapun dilarang berada dalam radius tersebut karena bahaya awan panas. Memang di balik keindahan dan keeksotisan Merapi ini menyimpan bahaya yang dapat mengancam penduduk di sekitarnya, memang anggapan masyarakat tentang "Merapi tak Pernah Ingkar Janji" tersebut sangat dipercaya, karena jika memang Merapi sedang bergejolak maka sang gunung akan menimbulkan bahaya yang sangat besar, tetapi dengan erupsi yang dilakukannya masyarakat juga dijanjikan akan dihidupi dengan tanah pertanian yang subur, pasir dan batu yang melimpah yang dapat ditambang sebanyak-banyaknya. Saya sendiri meyakini hal itu setelah saya melihat semua kejadian dan dampak dari erupsi Merapi tahun 2010 kemarin, mulai dari awan panas yang dikeluarkan Merapi, hujan abu, hujan pasir, hujan kerikil, serta banjir lahar dingin yang dasyat. Saat ini memang Merapi sudah dalam status normal, namun banjir lahar dingin masih mengancam karena masih jutaan meter kubik material yang dikeluarkan Merapi tahun 2010 kemarin masih menumpuk di atas. Tapi jangan takut dengan Merapi begitu kata warga yang berada di kaki gunung Merapi, karena Merapi menyimpan keindahan alam yang tiada taranya walaupun tersimpan juga bahaya di dalamnya, yang terpenting adalah Merapi tidak pernah ingkar janji, begitu sang gunung bergejolak maka jauhilah, tapi ketika normal datanglah karena Merapi akan menghidupi warganya dengan pasir yang melimpah, tanah yang subur, alam yang asri. Merapi tidak akan tidur dan akan selalu mengingatkan warganya sampai nanti.

1326754348441363513
1326754348441363513
rumah penduduk yang diterjang awan panas Merapi tahun 2010
13267548401062711482
13267548401062711482
bangkai mobil yang digunakan wartawan salah satu media elektronik untuk menyelamatkan Mbah Maridjan
13267561962096311128
13267561962096311128
banjir lahar dingin merapi di sungai Opak
13267557141250654482
13267557141250654482
hujan abu yang pekat saat erupsi 2010
1326756832552185994
1326756832552185994
desa yang luluh lantah setelah diterjang awan panas tahun 2010
1326757513113576968
1326757513113576968
material yang dimuntahkan oleh Merapi merupakan sumber penghidupan warga
13267577411763106273
13267577411763106273
inilah Merapi yang tak pernah ingkar janji

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun