Mohon tunggu...
Andreas Maurenis Putra
Andreas Maurenis Putra Mohon Tunggu... Penulis - Nian Tana (Sikka)

Filsuf setengah matang... Sempat mengais ide di Fakultas Filsafat.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Meski Malam Tak Berbintang, Kau Tetap Rindu

31 Januari 2021   10:35 Diperbarui: 1 Februari 2021   23:33 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Riak-riak tetes hujan di genteng rumah, 

seolah ikut muram, menetes sisa air mata tangisan awan.

Di tepi jendela, senja hari, 

mata menatap syahdu.

Meski malam nanti tak berbintang, 

ku tahu kau tetap rindu  jiwaku,

rindu pada kenangan yang telah pergi, 

pada suara yang selalu terpatri.

Ku raih sisa-sisa tawa dan air mata,

yang larut bersama waktu, 

menoreh seribu satu tanya,

menanti senyum dari jiwa yang terkatung.

Kau masih bisa pergi, meski tak harus pulang

mengembara meski tak harus berkabar,

membuka tabir baru

di ufuk waktu.

Tak usah palingkan mata, tataplah jalan masa depan,

tak perlu dengar sajak-sajak masa lalu, 

bisikan saja rindu.

Di penghujung waktu,

kita 'kan saling rindu 

meski langit tak bertabur bintang.

                     (Di penghujung Januari, Bandung 31/01/2021)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun