Kita sudah teramat biasa merayakan Natal. Berdasarkan asal katanya, Natal berasal dari bahasa Latin "Natalis", lengkapnya "Dies Natalis" yang berarti hari lahir.
Kekaisaran Romawi menggunakan istilah ini untuk memperingati kelahiran Dewa Matahari, lengkapnya "dies natalis solis invicti", yang berarti "hari kelahiran matahari yang tak terkalahkan". Ini dihubungkan pula dengan penyembahan kaisar sebagai Dewa Matahari.
Perayaan Natal untuk merayakan hari kelahiran Yesus baru muncul pada abad ke empat kekristenan. Paus Julius I memilih tanggal tersebut karena bersamaan dengan festival titik balik matahari di musim dingin. Dengan adanya perayaan natal, maka tiap tahun akan dirayakan setiap tanggal 25 Desember.
Tanggal ini "diadopsi" ke dalam kekristenan sebagai "dies natalis Yesus". Kekristenan memaknainya secara baru bahwa Yesus adalah "Matahari Kebenaran, Terang Dunia, Raja Alam Semesta, dan Tuhan".
Selain itu, kita juga sudah teramat biasa dengan kata "Christmas". Kata ini berasal dari kata Cristes Maesse, yang dalam Bahasa Inggris berarti Mass of Christ (Misa Kristus). Kata Christmas kadang juga disingkat menjadi Xmas.
Ini harus dipahami alam tradisi Gereja, dalam mana X adalah kata pertama pada nama Kristus, dalam bahasa Yunani, "Christos" (Χριστός). Huruf ini sering digunakan sebagai simbol suci.
Tidak ada yang tahu tepatnya hari kelahiran Yesus, namun kebanyakan orang Kristen memperingatinya setiap tanggal 25 Desember.
Natal merupakan hari raya umat Kristiani untuk memperingati kelahiran Yesus Kristus. Dalam Alkitab, kelahiran Yesus diceritakan dalam Injil Matius dan Lukas.
Jika mendalami maknanya, kita akan memahami bahwa kelahiran Yesus memiliki beragam makna. Salah satu makna natal adalah kesederhanaan. Natal adalah perayaan sederhana karena Yesus lahir di kota kecil, di dalam palungan atau tempat makan ternak, dan dalam keluarga tukang kayu yang sederhana.
Ini berarti bahwa Anak Allah yang kudus lahir bukan di ibu kota Israel (Yerusalem) atau di ibu kota kekaisaran Romawi (Roma), melainkan di sebuah kota kecil yakni Bethlehem (Lukas 2:4-6).