Kata Yobel berasal dari kata Ibrani, yang berarti tanduk domba jantan, yang dijadikan alat musik tiup untuk menandai dimulainya Tahun Yobel (Imamat 25:9). Dalam Alkitab, Tahun Yobel terjadi setiap 50 tahun dan melibatkan pembatalan utang, masa istirahat bagi manusia dan bumi, serta pengembalian tanah kepada mereka yang tidak memiliki tanah.
Dalam Perjanjian Baru (Lukas), Yesus menjelaskan bahwa misinya adalah untuk membawa Tahun Yobel. Di Sinagoga di Nazaret, ia membaca dari gulungan Kitab Nabi Yesaya yang menyatakan Tahun Rahmat Tuhan:
"Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." (Lukas 4:18-19)
Yesus menunjukkan seperti apakah Kerajaan Allah itu. Kerajaan Allah adalah kerajaan yang penuh keadilan, belas kasih, dan kebebasan. Ia mengundang kita untuk mewujudkannya dalam hidup sehari-hari.
Tahun Yubelium merupakan kesempatan untuk menanggapi panggilan Tuhan agar kembali kepada-Allah dan mewujudkan keadilan. Pada Tahun Yubelium 2000, banyak orang Kristen bersatu untuk menyerukan pembatalan utang yang dimiliki oleh negara-negara termiskin di dunia.
Pada perayaan Tahun Yobel, umat Katolik dianjurkan untuk mengampuni dosa-dosa sesama, memperbarui kehidupan rohani, bertobat atas dosa-dosa, dan melakukan ziarah ke Roma atau tempat suci lainnya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H