Mohon tunggu...
Andreas Neke
Andreas Neke Mohon Tunggu... Guru - Pegiat media sosial

Andreas Neke lahir di Sobo (Mangulewa) pada 08/03/80. Pendidikan Dasar di SDI Waruwaja. Pendidikan Menengah di SMPN 2 Bajawa dan SMAN Bajawa. Selanjutnya ke Seminari KPA St. Paulus Mataloko (2 tahun) , dan Pendidikan Calon Imam Kapusin (OFM Cap) di Sibolga (1 tahun), Parapat (1 tahun) , Nias (1 tahun), STFT St. Yohanes Pematangsiantar (4 tahun), TOP di Paroki St. Fransiskus Xaverius Ndondo (10 bulan), serta Pasca Sarjana (2 tahun). Pernah mengajar di SMA St. Clemens Boawae (2010-2017). Saat ini mengajar di SMK Sanjaya Bajawa. Aktif menulis opini di HU Flores Pos. Sudah menulis 2 buah buku yang berjudul REMAJA DAN PERGUMULAN JATI DIRINYA dan IMAN YANG MEMBUMI. Tinggal di Padhawoli, Kel. Trikora, Bajawa, Flores, NTT.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sumpah Pemuda dan Pemuda-Pemudi Masa Kini

28 Oktober 2024   09:26 Diperbarui: 28 Oktober 2024   09:50 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSu46DyE6FSPrhLTgQhEiw3GFK1lTAVFa6-Qg&s

Pemuda dan pemudi dalam konteks Sumpah Pemuda adalah para pemuda dan pemudi Indonesia yang berjuang bersama untuk menyatukan bangsa Indonesia. Ini artinya bahwa pemuda masa kini merupakan penerus perjuangan generasi terdahulu untuk mewujudkan cita-cita perjuangan bangsa.

Harus disadari bahwa pemuda dan pemudi menjadi harapan dan tumpuan para generasi terdahulu untuk mengembangkan suatu bangsa dengan ide atau gagasan yang berilmu, wawasan yang luas, serta berdasarkan nilai-nilai dan norma yang berlaku di dalam masyarakat.

Kita seharusnya menyadari dan mengakui dengan penuh kerendahan hati bahwa pemuda dan pemudi masa kini berbeda dengan generasi pemuda dan pemudi terdahulu. Perbedaan itu tampak dari segi sosialisasi diri, cara berpikir, dan cara menyelesaikan beragam masalah.

Pemuda dan pemudi masa lampau lebih berpikir rasional dan berwawasan luas serta jauh ke depan. Mereka tidak asal-asalan berpikir maupun bertindak. Mereka merumuskan segala sesuatu secara matang serta mengkajinya dengan cermat dari berbagai aspek dengan melihat segala konsekuensi yang akan ditimbulkannya.

Pemuda dan pemudi masa lampau juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial yang berdampak positif bagi diri sendiri dan orang lain, dalam mana kegiatan-kegiatan tersebut tidak merugikan diri sendiri dan membahayakan orang lain. Bahkan untuk ini mereka berani mengorbankan harta dan mempertaruhkan nyawa untuk kepentingan bersama.

Sedangkan pemuda dan pemudi  zaman sekarang, masih terkesan acuh tak acuh terhadap masalah-masalah sosial di lingkungan sekitar. Pemuda dan pemudi saat ini telah terpengaruh dalam pergaulan bebas, penyalahgunaan NARKOTIKA, kenakalan remaja, dan bahkan kemajuan teknologi yang seharusnya membuat mereka lebih terfasilitasi untuk menambah wawasan dan bertukar informasi malah disalahfungsikan untuk hal-hal negatif yang merugikan diri sendiri dan membahayakan orang lain.

Tidak jarang kaum muda saat ini menggunakan internet dan media sosial untuk hal-hal yang tidak sepatutnya dilakukan seorang pemuda dan pemudi, seperti membuka situs-situs porno, judi online, pinjaman online, menyebarkan hoax, dan lain-lain.

Peran pemuda dan pemudi dalam sosialisasi atau kegiatan-kegiatan kemasyarakatan masa kini dalam hidup bermasyarakat juga menurun drastis. Mereka lebih mengutamakan kesenangan untuk dirinya sendiri dan lebih sering bermain dengan kelompoknya.

Ini berseberangan dengan situasi masa lampau dalam mana pemuda dan pemudi lebih berperan aktif dalam menyukseskan kegiatan-kegiatan di masyarakat dalam beragam kegiatan keagamaan, peringatan Hari Kemerdekaan, kerja bakti, dan lain-lain.

Pada akhirnya jika boleh berandai-andai, jika pemuda dan pemudi zaman dahulu seperti Ir. Soekarno, Bung Hatta, Bung Tomo, dan lain-lain masih hidup pada masa kini tentunya mereka akan teramat sedih melihat realitas pemuda dan pemudi masa kini, karena generasi yang seharusnya menjadi harapan dan tumpuan untuk melanjutkan perjuangan mereka tidak lagi memiliki semangat nasionalisme dan patriotisme.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun