Dalam tulisan terdahulu tentang, "Ribka Haluk, Srikandi Asal Papua yang Dipanggil menjadi Calon Menteri" telah saya informasikan bahwa Senin malam (14/10/2024) ada 49 (empat puluh sembilan) nama yang dipanggil sebagai calon menteri oleh presiden terpilih Prabowo Subianto.Â
Dari 49 nama itu, ada 6 (enam) calon menteri perempuan yakni Widiyanti Putri Wardhana (pengusaha), Arifah Choiri Fauzi (Sekretaris Pusat Muslimat NU), Penjabat Gubernur Papua Tengah, Ribka Haluk, Sri Mulyani (Menteri Keuangan), Meutya Hafid (Politikus Golkar), dan Veronika Tan (mantan istri Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok).
Di tengah hingar bingar pemberitaan tentang calon menteri dan wakil menteri tersebut, kemudian beredar informasi tentang pembekalan para calon menteri dan wakil menteri pada Kamis (17/10/2024) di kediaman Prabowo di Hambalang, Bogor, Jawa Barat. Namun uniknya dari daftar nama-nama yang dipanggil, ternyata ada juga yang tidak hadir pada pembekalan tersebut.
Satu sosok penting yang tidak hadir adalah Veronika Tan, dalam mana ketika pemanggilan pertama sudah menjelaskan tentang kesediaan untuk membantu pekerjaan pemerintah melalui kementerian yang nantinya akan diumumkan oleh presiden terpilih, Prabowo Subianto.
Dari informasi di beberapa media, Ahok selaku mantan suami telah menyampaikan selamat melalui anaknya sekaligus menjelaskan bahwa pemilihan tersebut merupakan hak prerogatif presiden.
Dan yang lebih menarik lagi, dari beberapa media diperoleh informasi bahwa Veronika Tan telah menyediakan kebaya khusus dan menyiapkan kue untuk hari pelantikannya.
Namun pada kenyataannya publik kemudian dikagetkan oleh informasi lain bahwa Veronika Tan tidak hadir dalam pembekalan calon menteri/wakil menteri dan posisinya digantikan oleh orang lain yang belum disebutkan namanya.
Publik kemudian bertanya-tanya ada apa gerangan semuanya ini. Kebanyakan orang berpendapat bahwa keputusan penetapan calon menteri dan wakil menteri jelas merupakan hak prerogatif presiden, namun demikian kiranya menjadi tidak etis jika keputusan tersebut lebih bernuansa "bisikkan" politik, dari pada pertimbangan kompetensi pribadi.
Mari kita doakan yang terbaik untuk Ibu Vero dan keluarga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H