Mohon tunggu...
Andreas Neke
Andreas Neke Mohon Tunggu... Guru - Pegiat media sosial

Andreas Neke lahir di Sobo (Mangulewa) pada 08/03/80. Pendidikan Dasar di SDI Waruwaja. Pendidikan Menengah di SMPN 2 Bajawa dan SMAN Bajawa. Selanjutnya ke Seminari KPA St. Paulus Mataloko (2 tahun) , dan Pendidikan Calon Imam Kapusin (OFM Cap) di Sibolga (1 tahun), Parapat (1 tahun) , Nias (1 tahun), STFT St. Yohanes Pematangsiantar (4 tahun), TOP di Paroki St. Fransiskus Xaverius Ndondo (10 bulan), serta Pasca Sarjana (2 tahun). Pernah mengajar di SMA St. Clemens Boawae (2010-2017). Saat ini mengajar di SMK Sanjaya Bajawa. Aktif menulis opini di HU Flores Pos. Sudah menulis 2 buah buku yang berjudul REMAJA DAN PERGUMULAN JATI DIRINYA dan IMAN YANG MEMBUMI. Tinggal di Padhawoli, Kel. Trikora, Bajawa, Flores, NTT.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Selamat Jalan Pejuang HAM dan Toleransi Indonesia

7 Oktober 2024   18:38 Diperbarui: 7 Oktober 2024   19:44 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQFYqslFrXfajQHQbxMMKUdBFgyokeGdWYKPw&s

Saya pertama kali mengenal Romo Benny melalui tulisannya dalam beberapa media nasional. Dan lebih lanjut dalam beberapa tayangan TV nasional, dalam mana beliau banyak berbicara tentang HAM dan toleransi beragama.

Ide-idenya yang menarik perhatian saya terutama menyangkut kesetaraan, bukan saja kesetaraan gender, tetapi kesetaraan sebagai anak bangsa, bahwa kita semua memiliki status dan kedudukan yang sama sebagai warga Negara.

Tidak hanya itu saja, dari beberapa informasi yang pernah saya baca jauh sebelum berita kematiannya pada Sabtu dini hari (5/10/2024) pukul 00.15 WIB di RS Mitra Medika Pontianak, beliau juga adalah  seorang aktivis dan komentator yang sering memberikan pandangan tentang isu-isu sosial, politik, dan keagamaan di Indonesia.

Dilansir dari Detikjatim.com, Romo Benny dilahirkan di Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada 10 Oktober 1968. Ia adalah alumni Pascasarjana STFT (Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi) Widya Sasana Malang tahun 1996. Romo Benny lalu melanjutkan pendidikan doktor Ilmu Komunikasi dari Universitas Sahid Jakarta tahun 2022.

Romo Benny mengawali tugasnya sebagai imam sebagai pastor pembantu di Gereja Katolik Situbondo. Ia lalu menjabat sebagai Sekretaris Eksekutif Komisi Hubungan Agama dan Kepercayaan di Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) pada tahun 2008.

Romo Benny juga menjabat Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila), Ia aktif menjalin hubungan lintas agama dan kepercayaan serta membangun dialog demi terciptanya toleransi dan kerukunan Indonesia.

Beliau dikenal sebagai pribadi teguh berpegang pada landasan etika dan moral dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Romo Benny sering menuangkan pemikiran-pemikirannya dengan bentuk tulisan. Beliau telah menulis beberapa buku di antaranya, "Hancurnya Etika Politik" dan "Membuka Mata Hati Indonesia".

Buku-buku itu menjadi cerminan perjuangan Romo Benny dalam memerangi kerusakan moral masyarakat guna merenungkan kembali nilai-nilai kebangsaan, dengan banyak juga mengutip gagasan Romo Mangunwijaya.

Pada akhirnya selamat jalan Pejuang HAM dan toleransi. Kiranya perjuanganmu yang belum selesai masih akan dilanjutkan oleh "benny-benny" yang lain di masa depan, agar bangsa ini makin baik dan bermartabat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun