Mohon tunggu...
Andreas Neke
Andreas Neke Mohon Tunggu... Guru - Pegiat media sosial

Andreas Neke lahir di Sobo (Mangulewa) pada 08/03/80. Pendidikan Dasar di SDI Waruwaja. Pendidikan Menengah di SMPN 2 Bajawa dan SMAN Bajawa. Selanjutnya ke Seminari KPA St. Paulus Mataloko (2 tahun) , dan Pendidikan Calon Imam Kapusin (OFM Cap) di Sibolga (1 tahun), Parapat (1 tahun) , Nias (1 tahun), STFT St. Yohanes Pematangsiantar (4 tahun), TOP di Paroki St. Fransiskus Xaverius Ndondo (10 bulan), serta Pasca Sarjana (2 tahun). Pernah mengajar di SMA St. Clemens Boawae (2010-2017). Saat ini mengajar di SMK Sanjaya Bajawa. Aktif menulis opini di HU Flores Pos. Sudah menulis 2 buah buku yang berjudul REMAJA DAN PERGUMULAN JATI DIRINYA dan IMAN YANG MEMBUMI. Tinggal di Padhawoli, Kel. Trikora, Bajawa, Flores, NTT.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Relasi Ayah dan Anak, "Ayah yang Kaku dan Keras" (5)

6 Oktober 2024   08:41 Diperbarui: 6 Oktober 2024   09:54 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRqaZzRkyd1rBTz3IKMYrLYK8IXOhbvggSxvQ&s

Pola asuh yang kaku dan keras merupakan pola asuh negatif. Pola asuh ini menekankan otoritas sehingga cenderung otoriter karena menekankan kekuasaan yang pada akhirnya menciptakan rasa takut. Dalam pola asuh ini anak akan dihukum jika bersalah.

Pola asuh ini jelasnya melukai anak dan membuat mereka tidak dapat berkembang secara maksimal. Pada saat yang sama juga dapat menjauhkan seorang ayah dari anaknya. Atau dengan perkataan lain, sang ayah justru telah mengisolasi dirinya dari relasi yang sehat dengan anak.

Seorang ayah harus menyadari bahwa perilaku aktif yang berlebihan, yang bahkan menjurus pada kenakalan (kejahatan) dan sikap anti sosial merupakan indikasi bahwa anak merasakan kekurangan sesuatu. Kekurangan itu adalah adanya relasi yang kurang baik antara ayah dan anak, dan sebaliknya.

Indikasi ini memberi signal yang sangat jelas bahwa anak sedang meminta supaya ayah dapat meluangkan waktu bagi anak. Anak membutuhkan waktu untuk didengarkan. Anak membutuhkan waktu bukan hanya sekali, tetapi berkali-kali.

Ini berarti bahwa ayah perlu menyediakan waktu karena anak membutuhkan sang ayah. Mereka membutuhkan kasih sayang untuk didengarkan berkali-kali dalam semua hal yang mereka lakukan dan alami.

Anak membutuhkan nasihat dan teguran dalam semua hal yang mereka buat. Ini dapat terjadi jika sang ayah senantiasa memiliki waktu untuk ada bersama anak. Dalam "ada bersama" ini anak mengalami kasih sayang dan perhatian dari sang ayah.

Dan perlu disadari bahwa teguran dan nasihat adalah lebih baik dari hukuman. Hukuman melahirkan rasa sakit, tetapi teguran dan nasihat dapat menghasilkan perubahan sikap dan perilaku anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun