Mohon tunggu...
Andreas Neke
Andreas Neke Mohon Tunggu... Guru - Pegiat media sosial

Andreas Neke lahir di Sobo (Mangulewa) pada 08/03/80. Pendidikan Dasar di SDI Waruwaja. Pendidikan Menengah di SMPN 2 Bajawa dan SMAN Bajawa. Selanjutnya ke Seminari KPA St. Paulus Mataloko (2 tahun) , dan Pendidikan Calon Imam Kapusin (OFM Cap) di Sibolga (1 tahun), Parapat (1 tahun) , Nias (1 tahun), STFT St. Yohanes Pematangsiantar (4 tahun), TOP di Paroki St. Fransiskus Xaverius Ndondo (10 bulan), serta Pasca Sarjana (2 tahun). Pernah mengajar di SMA St. Clemens Boawae (2010-2017). Saat ini mengajar di SMK Sanjaya Bajawa. Aktif menulis opini di HU Flores Pos. Sudah menulis 2 buah buku yang berjudul REMAJA DAN PERGUMULAN JATI DIRINYA dan IMAN YANG MEMBUMI. Tinggal di Padhawoli, Kel. Trikora, Bajawa, Flores, NTT.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Relasi Ayah dan Anak, "Anak Membutuhkan Ayah" (1)

4 Oktober 2024   18:20 Diperbarui: 6 Oktober 2024   09:44 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Keluarga (Dok. Pribadi)

Margaret Dubois berkomentar demikian, "Hubungan darah bagi seorang ayah kurang begitu penting dibandingkan bagi seorang ibu. Karena kehidupan yang diciptakan oleh seorang ayah berada di luar dirinya dan tidak mempunyai relasi dengan tubuhnya sendiri".

Komentar ini ada benarnya, karena kehidupan seorang anak tidak bersentuhan langsung secara fisik dengan seorang anak. Anak akan lebih merasakan kehadiran ibu karena dikandung dan dilahirkannya serta mengalami sentuhan fisik secara langsung selama masih menjadi bayi dan selama masa kanak-kanak.

Namun demikian, patut disadari bahwa anak sangat membutuhkan kehadiran seorang ayah. Kehadiran mereka amat penting untuk seluruh proses pendidikan dan pertumbuhan anak. Anak yang kurang mendapatkan perhatian dari seorang ayah akan menghadapi kesulitan yang berat di masa depan.

Harus disadari bahwa kurangnya perhatian teristimewa pada masa kanak-kanak, karena rasa malas dan pemahaman yang keliru tentang pola asuh. Masyarakat seolah yakin bahwa pola asuh pada masa kanak-kanak adalah tugas seorang ibu. Jika seorang ayah mengambil bagian dalam peran ini seolah-olah hanya membuang-buang waktu saja, karena itu adalah tugas seorang ibu.

Pemahaman yang lahir dari kebiasaan ini ternyata salah. Jika seorang ayah tidak melibatkan diri dalam pengasuhan anak, yang terjadi adalah sang ayah akan menjadi orang asing bagi si anak. Anak akan tahu bahwa sang ibu mencintainya, sedangkan sang ayah tidak!!!

Lebih dari itu akan memengaruhi kesehatan fisik dan psikis anak. Anak akan bertumbuh dalam perasaan minder dan memiliki sikap anti sosial. Mereka akan bertumbuh dengan membawa serta sifat yang kasar dan suka memberontak, sebagai bukti dari kurangnya perhatian dari seorang ayah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun