Mohon tunggu...
Andreas Neke
Andreas Neke Mohon Tunggu... Guru - Pegiat media sosial

Andreas Neke lahir di Sobo (Mangulewa) pada 08/03/80. Pendidikan Dasar di SDI Waruwaja. Pendidikan Menengah di SMPN 2 Bajawa dan SMAN Bajawa. Selanjutnya ke Seminari KPA St. Paulus Mataloko (2 tahun) , dan Pendidikan Calon Imam Kapusin (OFM Cap) di Sibolga (1 tahun), Parapat (1 tahun) , Nias (1 tahun), STFT St. Yohanes Pematangsiantar (4 tahun), TOP di Paroki St. Fransiskus Xaverius Ndondo (10 bulan), serta Pasca Sarjana (2 tahun). Pernah mengajar di SMA St. Clemens Boawae (2010-2017). Saat ini mengajar di SMK Sanjaya Bajawa. Aktif menulis opini di HU Flores Pos. Sudah menulis 2 buah buku yang berjudul REMAJA DAN PERGUMULAN JATI DIRINYA dan IMAN YANG MEMBUMI. Tinggal di Padhawoli, Kel. Trikora, Bajawa, Flores, NTT.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menjadi Kaya dengan Berbagi

25 September 2024   09:28 Diperbarui: 25 September 2024   09:40 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu realitas manusia adalah mencari dan memenuhi kebutuhan hidup. Ini wajar karena manusia dihadapkan dengan beragam kebutuhan yang harus dipenuhi dalam beragam  kompleksitasnya.

Hidup sebagai upaya untuk mengisi kehidupan agar lebih bermakna merupakan sebuah keharusan.  Demikian halnya sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan hidup juga merupakan hal yang harus diperjuangkan secara berkala supaya tidak hidup dalam kekurangan dan keterbatasan.

Namun demikian, hidup dengan mencari dan memenuhi kebutuhan hidup secara berlebihan dengan cara menimbun atau menumpuk kekayaan untuk diri sendiri tanpa memedulikan keadaan orang lain, kiranya menjadi hal yang perlu dipertimbangkan.

Berhadapan dengan kekayaan yang dimiliki seseorang, kita mendapati dua tipe manusia atasnya. Ada orang kaya yang meninggikan pagar, dan ada pula orang kaya yang memanjangkan meja makan.

Orang kaya yang meninggikan pagar adalah mereka yang menimbun kekayaan untuk diri sendiri serta memiliki kecenderungan menjaga keselamatan diri, merasa takut kehilangan, menutup diri terhadap orang lain, dan tidak rela berbagi dengan orang lain.

Sedangkan orang kaya yang memanjangkan meja makan adalah mereka yang memberi kesempatan bagi orang lain untuk turut menikmati sedikit atau banyak kekayaan yang dimilikinya. Tipe ini adalah mereka yang mau berbagi dan berbela rasa dengan orang lain, dengan membiarkan orang lain turut menikmati hasil jerih lelahnya.

Berkaitan dengan kenyataan ini, saya kembali mengutip kata-kata Paus Fransiskus, "Sungai tidak minum air mereka sendiri; pohon tidak memakan buahnya sendiri; matahari tidak bersinar untuk dirinya sendiri, dan bunga tidak menyebarkan keharuman untuk dirinya sendiri."

Kata-kata ini mengajarkan kita untuk saling berbagi satu sama lain. Berbagi adalah tindakan memberikan apa yang dimiliki kepada orang lain yang membutuhkan. Berbagi dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti membantu mengatasi kekurangan orang lain, memberi makan kepada orang lain atau pun bersedekah.

Saya kira menjadi penting dalam mana niat baik dan kesediaan berbagi dapat menjadi cara hidup. Yang dimaksudkan adalah menjadi panggilan jiwa untuk berbela rasa terhadap penderitaan dan kemalangan orang lain, tetapi bukan menutup diri dan merasa takut kehilangan. 

Mengutip Mahatma Gandhi, "Dunia ini cukup untuk memenuhi kebutuhan manusia, bukan untuk memenuhi keserakahan manusia", kiranya kita menjadi orang yang mau berbagi dengan orang lain, tetapi bukan menimbun kekayaan untuk diri sendiri. Kiranya kita menjadi orang yang rela "memanjangkan meja makan, tetapi bukan meninggikan pagar".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun