Pertemuan atau perjumpaan bisa terjadi kapan dan di mana saja. Pertemuan dapat terjadi karena kebetulan, jodoh, dan ketulusan. Dalam realitas pertemuan ini dapat terjadi sebuah relasi persahabatan antara dua orang yang sebelumnya tidak saling mengenal satu sama lain.
Persahabatan dalam "kebetulan"  dapat terjadi karena perjumpaan bermakna yang membawa kesan positif  dari masing-masing pihak. Persahabatan karena "jodoh" dapat terjadi karena chemistry atau perasaan saling terhubung yang terbangun di antara dua orang, dalam mana layaknya ungkapan "dari mata turun ke hati". Sedangkan persahabatan karena "ketulusan" dapat terjadi dalam keterbukaan saling berbagi satu sama lain.
Hal penting yang perlu dipahami bahwa persahabatan sejati dapat lahir dan terbentuk karena "hati". Di dalamnya mengharuskan hati yang terbuka menerima orang lain, hati yang siap berbagi tanpa pamrih, dan hati yang bersedia mengampuni tanpa batas.
Persahabatan sejati tidak bisa dipaksakan dan tidak dapat lahir karena "kepentingan". Persahabatan sejati layaknya "tangan dan mata". Ketika tangan terluka, akan ada air mata yang mengalir untuknya. Dan ketika mata terluka, akan ada tangan yang dengan lembut mengusapnya.
Sebuah ajakan dari ulasan sederhana ini adalah "bersahabatlah dengan seseorang yang bersedia untuk menangis dalam kemalangan Anda, dan bersahabatlah dengan seseorang yang bersedia mengotori tangannya untuk membantu penderitaan Anda".
Serentak dengan itu, "bersatulah dengan seseorang yang memiliki simpati dan empati, tetapi bukan karena kepentingan-kepentingan tertentu. Relasi yang terbentuk karena kepentingan akan sirna mana kala kepentingan telah terpenuhi. Tetapi persahabatan yang terbentuk karena "hati" tetap langgeng dalam setiap situasi dan kondisi apa pun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H